Apa arti dari Sosialisasi

April 21, 2017
Ada beberapa pengertian dari sosialisasi antara lain
• proses dimana seorang anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan kebudayaan masyarakat dimana ia berada
• proses dimana seorang individu akan memperoleh pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat
• proses perkembangan seorang anak yang baru lahir untuk menjadi seorang individu.

Pada dasarnya proses sosialisasi mempunyai makna sebagai suatu proses belajar seorang individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi merupakan suatu proses dimana seseorang menghayati atau menginternalisasi norma-norma kelompok dimana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak akan ditemukan apa yang disebut dengan “diri”.

Seorang individu harus mengupayakan terjadinya tiga hal sebagai berikut agar proses sosialisasi dialaminya dapat berjalan dengan lancar
• individu harus memahami apa yang diharapkan oleh masyarakat dari dirinya.
• individu harus mengembangkan kemampuan untuk dapat memenuhi peran yang diharapkan.
• individu mengembangkan keinginan untuk berperilaku konform

Terdapat berbagai agen sosialisasi tergantunng pada dimana posisi individu tersebut dalam siklus kehidupannya.
1. Keluarga
• dalam sosialisasi primer keluarga dianggap sebagai agen yang utama
• keluarga merupakan perantara antara masyarakat dengan anak itu sendiri, karena untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
• Keluarga antara lain akan menentukan kelas sosial, kelompok etnik serta agama dari si anak
2. Kelompok sebaya
• anak akan belajar berinteraksi dengan mereka yang sederajat dalam hal usia
• anak belajar tentang pengaturan peran orang-orang yang berkedudukan sederajat.
• individu memperoleh identitas dirinya serta mereka susah untuk berprilaku yang menyimpang dari norma dan nilai peer group-nya.
3. Sekolah
• mengajarkan bagaimana cara murid i mengembangkan dirinya, mengevaluasi pretasi murid melalui kompetisi, mendisiplinkan murid dan hal lainnya yang dianggap perlu bagi anak-anak untuk memperoleh sukses dalam masyarakat yang semakin didominasi oleh persaingan antar individu.
• mengajarkan tentang pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan dikerjakan murid tersebut ketika mereka dewasa
• hal-hal yang dipelajari dan dipahami oleh anak didik mencakup aspek kemandirian, prestasi, universalisme dan spesifitas
4. Media Massa
• merupakan alat efektif untuk menyampaikan pesan yang dapat menjangkau sejumlah besar khalayak dan tidak dibatasi oleh wilayah geografis.
• Pesan-pesan yang disampaikan oleh media dapat membentuk sikap pada penerima pesan, baik itu sikap yang pro atau kontra terhadap pesan yang disampaikan

Sosialisasi dapat dilakukan dalam berbagai pola
1. Pola sosialisasi represif : menekankan pada penggunaan hukuman; memakai materi dalam hukuman dan imbalan ; kepatuhan anak pada orang tua; komunikasi satu arah, non verbal dan berisi perintah; orang tua sebagai pusat sosialisasi sehingga keinginan orang tua menjadi penting; keluarga menjadi significant others
2. Pola sosialisasi partisipatoris : individu diberi imbalan jika berkelakuan baik; hukuman dan imbalan bersifat simbolik; anak diberi kebebasan; penekanan pada interaksi; komunikasi terjadi secara lisan; anak pusat sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting; keluarga menjadi generalized others.

Sosialisasi memainkan peran penting dalam menentukan perilaku apa yang dipercaya oleh anak-anak yang dianggap dapat diterima oleh masyarakat berkaitan dengan jenis kelamin mereka. Hal tersebut berkaitan dengan sosialisasi tentang gender. Studi tentang gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas atau feminitas dari seseorang , berbeda dengan studi seks yang lebih menekankan pada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki (maleness) dan perempuan (femaleness).

Sosialisasi gender mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh masyarakat dalam mempelajari identitas gender dan berkembang menurut norma budaya tentang laki-laki dan perempuan. Sedangkan pemahaman yang dimiliki seseorang tentang identitas gender-nya mengacu pada perasaan yang dimiliki seseorang tentang apakah ia laki-laki atau perempuan , atau anak laki-laki atau anak perempuan . Pemahaman kita tentang makna menjadi laki-laki atau perempuan akan berbeda dengan pemahaman tentang defenisi biologis laki-laki dan perempuan. Pemahaman tersebut dibentuk oleh nilai dan proses sosialisasi dari budaya kita, ketika ia menjadi bagian dari diri kita, maka biasanya pengaruhnya akan sangat kuat.

Anak laki-laki diharapkan oleh nilai-nilai budaya untuk lebih agresif, atletis, berkonsentrasi terutama pada karir, melaksanakan tugas yang mengarah pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, dan dalam sosiologi karakteristik dari laki-laki tersebut dinyatakan dengan instrumental role. Sedangkan perempuan diharapkan lebih perasa, lebih ekspresive dan lebih emosional, yang secara sosiologis disebut dengan expressive role.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »