Loading...
Tampilkan postingan dengan label Sosial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosial. Tampilkan semua postingan

Pengertian dari Sosiologi

April 21, 2017 Add Comment
Apa itu sosiologi ?
• Sosiologi berasal dari bahasa latin socius yang mempunyai arti kawan/teman, dan logos yang berarti ilmu pengetahuan/pikiran.
• ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup socius dengan socius atau teman dengan teman, yaitu hubungan antara seorang dengan seorang, perseorangan dengan golongan, atau golongan dengan golongan
• ilmu yang mempelajari tentang masyarakat manusia dan tingkah laku manusia di beberapa kelompok yang membentuk masyarakat
• dianggap sebagai ilmu yang tidak mudah karena obyeknya yang berupa masyarakat bersifat abstrak.
• tidak mudah untuk merumuskan masalah sosiologis, karena dalam sosiologi sering kali tidak kita jumpai adanya kata-kata ‘ada’ dan ‘pasti’.
• sangat sulit untuk bisa menjaga objektivitas kajian sosiologi, karena peneliti/pengamat berada di dalam subyek kajiannya. Bias-bias subjektivitas peneliti dalam melakukan pengamatan, penafsiran, dan analisis atas suatu fenomena sosial sangat mungkin sekali terjadi.

Sosiologi itu adalah
• merupakan hidup bermasyarakat dalam arti yang luas,
• perkembangan masyarakat di dalam segala aspeknya,
• hubungan antarmanusia dengan manusia lainnya dalam segala aspeknya
Apa itu individu ?
• Dalam kajian sosiologi, individu berstatus sebagai anggota masyarakat, karena kumpulan dari sejumlah individu yang mengadakan hubungan sosial tersebut yang membentuk masyarakat.
• individu sebagai makhluk sosial tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sosialnya

Apa itu masyarakat ?
• setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
• kelompok manusia terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

Karakteristik masyarakat:
• terdiri dari beberapa individu,
• saling berinteraksi,
• dalam jangka waktu yang relatif lama,
• menimbulkan perasaan kebersamaan.

Kajian tentang hubungan individu dan masyarakat :
• individu mempunyai kedudukan yang lebih dominan daripada masyarakat.
• masyarakat mempunyai kedudukan yang lebih dominan daripada individu.
• terdapat saling ketergantungan antara individu dan masyarakat.

Pengertian dari Interaksi Sosial

April 21, 2017 Add Comment
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu

Interaksi merupakan tempat terbentuknya suatu makna, di mana makna ini didapat atau diketahui dari hasil kita berhubungan dengan orang lain. Bila individu yang melakukan hubungan memiliki nilai yang berbeda terhadap sesuatu atau simbol maka makna dapat berubah, perubahan makna terjadi melalui proses penafsiran dari interaksi sosial.

Apa yang diperlukan untuk terjadinya suatu interaksi sosial. Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan terjadi komunikasi.

• Kontak Sosial

Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial. Kontak sosial dapat terjadi meskipun seorang individu tidak berjumpa dengan individu lain, melainkan menggunakan perantara seperti dengan menggunakan salah satu alat telekomunikasi, misalnya telepon.

• Komunikasi

Arti penting dari komunikasi adalah pemberian tafsiran atas penyampaian informasi oleh orang lain. Informasi yang disampaikan dapat berbentuk pembicaraan, gerak tubuh atau sikap. Setelah menafsirkan, orang tersebut kemudian memberikan reaksi

Bentuk-bentuk interaksi tidak dapat dilepaskan dari proses yang menyertainya.

• Proses assosiatif

proses interaksi yang lebih mengarah ke arah bersatunya dua individu atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu.

-. Kerjasama : Kerja sama ini timbul karena orientasi setiap individu ditujukan pada kelompoknya (in-groupnya) dan kelompok lainnya (out-group) dalam mencapai tujuan.

-. Akomodasi : usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan. usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan.

-. Asimilasi : pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok

• Proses diasosiatif

proses yang menuju ke arah perpecahan

-. Persaingan : suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan.

-. Kontravensi : bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Yang ditandai oleh gejala-gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, serta kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.

-. Konflik : proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Salah satu bentuk pendekatan dalam mempelajari interaksi sosial adalah pendekatan dramaturgy. Pendekatan dari Erving Goffman ini menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Fakta subyektif dari interaksi sosial adalah fakta yang memperlihatkan ciri setiap individu sedangkan fakta obyektif adalah fakta yang memperlihatkan nilai dan norma dalam masyarakat. Setiap interaksi sosial menurut pendekatan ini sama halnya dengan panggung teater.

Konsep Perubahan Sosial

April 21, 2017 Add Comment
Pengertian perubahan sosial
• suatu perubahan dalam struktur dan fungsi masyarakat.
• suatu variasi atau sesuatu yang lain yang timbul dari cara-cara hidup yang telah diterima
• adanya faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kehidupan manusia
• mencakup semua aspek perubahan dalam lembaga suatu masyarakat yang dapat mempengaruhi sistem sosial termasuk nilai, sikap dan pola perilaku kelompok dalam masyarakat

Terdapat beberapa faktor (eksternal maupun internal) yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan baik dalam ukuran yang paling kecil yaitu perilaku kita ataupun dalam ukuran yang lebih luas yaitu struktur dan budaya masyarakat.
• Perubahan kependudukan
Berkaitan dengan perubahan komposisi penduduk, distribusi penduduk termasuk pula perubahan jumlah , yang semua itu dapat berpengaruh pada budaya dan struktur sosial masyarakat
• Penemuan
Pengaruh yang ditimbulkan penemuan dapat muncul dalam tiga bentuk: penemuan baru tidak hanya terbatas pada satu bidang saja melainkan meluas pada bidang lainnya; perubahan yang menyebar dari satu aspek ke aspek lainnya; dan perubahan pada beberapa bidang dapat menyebabkan satu jenis perubahan.
• Konflik
Konflik atau pertentangan dalam masyarakat dapat mengarah pada perubahan yang dianggap membawa kebaikan atau bahkan membawa suatu malapetaka
• Lingkungan
Manusia secara fisik tinggal di lingkungan dengan segala habitat yang ada didalamnya, sehingga jika kita ingin tetap hidup maka kita harus dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar kita.
• Perang
Perubahan dapat disebabkan kondisi perang dengan masyarakat atau negara lain atau dengan kata lain konflik dengan kelompok diluar masyarakat merupakan faktor eksternal dari sumber perubahan sosial
• Pengaruh kebudayaan lain
Suatu budaya dapat diterima dengan sukarela maupun dengan pemaksaan. Pertemuan dua budaya mungkin tidak akan terjadi saling mempengaruhi , karena keduanya saling menolak

Faktor pendorong dalam perubahan sosial merupakan faktor yang dapat mempercepat terjadinya suatu perubahan atau bahkan membuat perubahan tersebut dapat cepat diterima oleh suatu masyarakat. Faktor-faktor pendorong ini dapat berbentuk kontak dengan kebudayaan lain, sistem masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen serta orientasi masyarakat ke masa depan.

Suatu proses perubahan sosial tidak selalu dapat diterima oleh seluruh anggota masyarakat. Dengan demikian faktor yang cenderung dapat menghalangi terjadinya suatu perubahan di masyarakat atau memperlambat proses penerimaan masyarakat terhadap suatu perubahan dapat dikategorikan sebagai faktor penghambat.
• Sistem masyarakat yang tertutup
masyarakat yang tertutup kehidupannya akan cenderung terpenjara oleh pola-pola pemikiran yang tradisional
• Adanya kepentingan-kepentingan tertentu
Dalam setiap lapisan sosial selalu terdapat sekelompok kecil orang yang ingin tetap memegang kekuasaan terhadap masyarakat sehingga setiap perubahan sosial yang terjadi akan dianggap dapat membahayakan dan mengancam kedudukan mereka
• Prasangka terhadap hal-hal yang baru
Pada umumnya prasangka tersebut muncul ketika hal yang baru itu dianggap bertentangan dengan nilai lama, sehingga mereka curiga jika hal yang baru tersebut menyebabkan kehidupan mereka selama ini menjadi kacau atau malah menimbulkan konflik antar anggota masyarakat itu sendiri.
• Adat
Adat atau kebiasaan seperti dalam sistem kepercayaan, cara berpakaian tertentu serta sistem mata pencaharian, cenderung sangat kokoh untuk tertanam dalam masyarakat sehingga sukar untuk diubah.

Tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan tersebut, bahkan suatu penemuan tekhnologi baru-pun dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya. Dampak perubahan sosial pada masyarakat dapat meliputi antara lain adanya disorganisasi dan reorganisasi sosial , perkembangan tekhnologi serta ketertinggalan budaya atau cultural lag.


Perilaku Menyimpang dalam Masyarakat

April 21, 2017 Add Comment
Dalam hidup bermasyarakat setiap individu diharapkn untuk selalu berperilaku yang konformis yg perilaku yg sesuai dg perilaku yg diharapkn oleh masyarakat. Ketika seseorang tidak berperilaku sesuai dg harapan masyarakat maka ia di cap memiliki perilaku yg menyimpang .

Topik tentang perilaku menyimpang adalah topik yg banyak mengundang perdebatan di masyarakat, dlm hal menentukan mana perilaku yg dianggap menyimpang, menentukan perilaku mana yg perlu dihukum, siapa pihak yang menentukan dll. Perilaku yang dianggap normal di satu masyarakat mungkin akan dianggap menyimpang pd masyarakat yg lain. Jadi adanya perbedaan dalam nilai yg dianut adalah sumber dari adanya perbedaan dlm pendefinisian tentang penyimpangan.

Pada umumnya orang berpendapat bahwa perilaku menyimpang ialah suatu perilaku yang buruk, karena perilaku tsb dpt menimbulkan masalah sosial. Pandangan tsb diberikan lebih dikarenakan akibat negatif yg ditimbulkan oleh perilaku menyimpang dan para ahli menyebutnya dg konsep disfungsi. Tetapi perilaku menyimpang juga mempunyai konsekuensi positif bagi kehidupan sosial & hal tsb disebut dg fungsi, dimana banyak orang yg menyimpang dari norma yg kemudian malah menciptakan kesempatan untuk mereka untuk diakui identitas & pekerjaan menyimpangnya. Fungsi dari perilaku menyimpang antara lain menghasilkan konformitas, memperkuat ikatan kelompok & menyebabkan adanya perubahan.

Apapun konsekuensi sosial suatu perilaku menyimpang apakah difungsional maupun fungsional, perilaku meyimpang bukanlah sesuatu yg mempunyai makna baik atau buruk. Tetapi lebih mengarah pada konsekuensi dari terjadinya perilaku menyimpang, ada yg mengarah pada stabilitas, pemeliharaan & kelancaran sistem tetapi ada pula yg mengarah terjadinya disorganisasi sosial . Apapun kasusnya perilaku menyimpang adalah sesuatu yg tidak dpt terhindarkan kejadiannya di dlm masyarakat.

Relativisme budaya berasumsi bahwa perilaku, ide & suatu produk dpt dimengerti dalam konteks budaya & masyarakat dimana perilaku, ide & produk tersebut bagian dari sistem tersebut. Pandangan relativisme melihat bahwa penyimpangan dpt diinterpertasi hanya dlm konteks sosio kultural dimana penyimpangan tersebut terjadi. Misalnya membunuh bukan suatu perilaku menyimpang bila terjadi dlm situasi perang, tetapi akn menjadi perilaku menyimpang jika dilakukn oleh seorang anak terhadap temannya di sekolah.

Subkultur perilaku menyimpang muncul ketika orang yg menyimpang membentuk komunitas sendiri dengan norma dan nilai mereka sendiri. Subkultur perilaku menyimpang tersebut akan menjaga mereka tetap dlm suatu lingkungan dlm berhubungan dgn orang yg “normal” dimasyarakat. Mungkin Anda seringkali melihat bahwa para pengemis, anak jalann, penjahat ataupun pemulung sebenarnya punya komunitas sendiri dgn sesama pelaku menyimpang lainnya dimana mereka bisa saling bebas berinteraksi, tanpa harus takut ataupun canggung satu dgnlainnya karena nilai & norma yg dianutpun akan cenderung sama, meskipun masyarakat akan melihat bahwa komunitas mereka menyimpang.

Subkultur perilaku menyimpang akan meliputi sistem nilai, perilaku, sikap & gaya hidup yg berlawanan dgn budaya yg dominan dlm masyarakat dimana subkultur itu berada (Kornblum; 2000; 199). Anggota subkultur merupakan bagian dr anggota masyarakat secara keseluruhan, mereka jg mempunyai keluarga, teman diluar subkultur mereka sendiri. Subkultur pengguna & pemasok narkoba menyediakan cara-cara dimana orang-orang yg terlibat dalam aktivitas perilaku menyimpang biasanya mengembangkan bahasa & norma mereka sendiri. Banyak kata-kata tertentu yg hanya diketahui artinya oleh sesama anggota dlm subkultur tersebut.

Suatu tindakan yg dinyatakan tidak menyimpang dlm satu situasi tidak berarti bahwa tidak menyimpang pula di tempat lain. Jadi penyimpangan tdk hanya terdiri dari serangkaian tindakan saja tetapi jg respon kelompok, definisi & makna yang melekat pada perilaku tersebut, sehingga definisi penyimpangan dpt bervariasi tergantung situasi. Hal-hal yg mempengaruhi pada pendefinisian perilaku menyimpang yg berbeda berkaitan dgn waktu, tempat, situasi & status sosial






Konsep Hubungan Antar Kelompok

April 21, 2017 Add Comment
Hubungan antar kelompok (intergroup relations) secara umum diartikan sebagai hubungan antara dua kelompok atau lebih yang mempunyai ciri khusus. Terdapat enam dimensi yang mendasari hubungan antara kelompok mayoritas dan kelompok minoritas.
• Dimensi sejarah mengarah pada proses tumbuh dan berkembangnya hubungan sosial antar kelompok
• Dimensi sikap yang terkait dengan bagaimana sikap anggota suatu kelompok terhadap kelompok lainnya. Hal ini biasanya menyangkut masalah stereotipe dan prasangka. Stereotipe mengacu pada suatu citra yang kaku mengenai suatu kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut. Prasangka lebih mengarah pada sikap bermusuhan yang ditujukan kepada suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan.
• Dimensi gerakan sosial melihat pada gerakan sosial yang sering dilancarkan oleh suatu kelompok untuk membebaskan diri dari dominasi kelompok lainnya.
• Dimensi perilaku menyangkut perilaku anggota suatu kelompok terhadap anggota kelompok yang lain. Hal ini menyangkut antara lain perilaku diskriminasi dan pemeliharaan jarak sosial. Diskriminisa berkaitan dengan memperlakukan rasial, etnik, dan minoritas lainnya, secara tidak semestinya, tidak adil, menghakimi mereka berdasarkan kriteria yang tidak relevan.
• Dimensi institusi yang mendasari hubungan antar kelompok meliputi institusi yang ada dalam masyarakat seperti institusi sosial, politik, ekonomi, dan lain-lain yang dapat memperkuat pengendalian sosial, sikap dan hubungan antar kelompok

Pembentukan dan pengembangan hubungan sosial antar kelompok antara lain juga dipengaruhi oleh faktor ras, etnisitas, jenis kelamin, dan usia
• Dalam kajian sosiologi konsep ras ini berhubungan dengan stratifikasi sosial dan ketidaksamaan. Terdapat karakter ganda yang digunakan untuk menetapkan ras, yaitu berdasarkan ciri-ciri fisik dan biologis, dan ciri-ciri sosial dan budaya. Orang yang lahir dengan ciri-ciri fisik tertentu akan dihubungkan dengan harapan peran serta kedudukan dalam dimensi kekuasaan, prestise dan privilege tertentu. Sedangkan secara sosial, ras dibedakan berdasarkan kelas sosial yang ditempati oleh suatu kelompok.
• Kelompok etnis diartikan sebagai serangkaian orang yang berbagi budaya umum, atau subkultur yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Etnisitas merupakan dasar bagi terbentuknya identitas
• Kategori kelompok sosial berdasarkan jenis kelamin mengakibatkan munculnya stratifikasi sosial yang menempatkan kelompok laki-laki berada pada posisi dominan sedangkan kelompok perempuan berada pada posisi subordinat, atau sebaliknya. Hubungan sosial yang tumbuh dan berkembang di antara kedua kelompok tersebut didasarkan pada anggapan bahwa perbedaan jenis kelamin yang dibawa sejak lahir terkait dengan status dan peran sosial
• Di dalam masyarakat terdapat norma-norma yang mengatur hubungan sosial antara kelompok orang yang berusia tua dengan kelompok orang yang berusia muda. Hubungan sosial yang terjalin di antara kelompok-kelompok ini berhubungan dengan kekuasaan, di mana kelompok dari orang-orang yang berusia muda menempati status yang rendah sedangkan kelompok dari orang-orang yang berusia tua menempati status yang tinggi.