Sistem Komunikasi Tradisi Lisan

April 04, 2017
Manusia menggunakan sumber daya komunikasi yang berupa tubuh mereka melalui pemanfaatan seluruh panca indranya. Oleh karena itu, komunikasi berlangsung dalam berbagai keterbatasan. Walaupun demikian, sistem komunikasi yang oleh Schramm disebut sebagai sistem komunikasi tradisional lisan sampai saat ini masih menjadi bagian penting dari sistem komunikasi yang ada termasuk dalam sistem komunikasi di Indonesia.

Komunikasi lisan adalah komunikasi yang paling alami yang dimiliki manusia dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses kehidupan manusia sejak lahir. Inilah komunikasi yang pertama-tama dan yang utama dikenal manusia sebelum mereka mampu menggunakan simbol yang lebih rumit dan beraneka ragam yang membantunya dalam menggunakan alat-alat komunikasi yang lebih canggih seperti media massa maupun saat ini media interaktif.

Di mana pun di dunia ini, komunikasi lisan masih memegang peranan penting dalam sistem komunikasi yang ada, apalagi di negara yang dikategorikan sebagai negara berkembang yang tingkat penetrasi media modern belum maksimal. Wilbur Schramm (1964) menyatakan bahwa di negara berkembang seperti Indonesia ada dua sistem komunikasi yaitu sistem komunikasi media modern dan sistem komunikasi tradisional berbasis komunikasi lisan. Sebagian masyarakat, terutama di daerah pedesaan umumnya masih mengandalkan komunikasi lisan untuk memperoleh informasi.

Memahami sistem komunikasi lisan dalam konteks masyarakat Indonesia yang sebagian masyarakat masih berada dalam masyarakat tradisional menjadi sangat penting bagi pembelajar bidang komunikasi. Media massa modern memang sudah lama masuk dan dimanfaatkan di Indonesia sehingga sudah terbangun sistem komunikasi modern yang cukup mutakhir. Akan tetapi mayoritas warga masyarakat masih mengandalkan sistem komunikasi tradisional dalam melakukan komunikasinya sehari-hari. Di samping membaca surat kabar, mendengar radio, menonton televisi, warga masyarakat Indonesia masih tetap memperoleh berita melalui tetangga mereka, mereka masih tetap ‘ngrumpi’ dan sebagainya. Oleh karena itu, memahami sistem komunikasi lisan merupakan sebuah keniscayaan.

Oleh karena itu, memahami komunikasi lisan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem komunikasi yang ada tak bisa ditawar bagi para pembelajar bidang komunikasi. Siapapun yang ingin menjadi sarjana dalam bidang komunikasi memiliki kewajiban untuk dapat memahami sistem komunikasi lisan yang ada, khususnya di Indonesia yang masih menjadi sandaran dalam berkomunikasi.

Komunikasi lisan (oral communication atau oral tradition) antara lain memiliki ciri yang menonjol sebagai berikut (Sreberny-Mohammadi, 1995:26):

1. Bersifat tatap muka (face to face), yakni sistem komunikasi ini mengandalkan kehadiran para peserta komunikasi secara bersamaan agar terjadi proses komunikasi. Proses komunikasi hanya bisa terjadi bila orang hadir (copresent) sehingga bisa bertatap muka langsung.
2. Terikat pada ruang yaitu proses komunikasi terikat pada tempat atau ruang yang digunakan untuk proses komunikasi. Mereka yang tidak ada di tempat yang sama atau di ruang yang sama tidak akan bisa terlibat dalam proses komunikasi
3. Terikat waktu yakni komunikasi lisan hanya bisa berlangsung pada waktu yang sama. Para peserta komunikasi harus ada dalam waktu yang sama jika ingin menyampaikan pesan dan pesannya diketahui orang lain. Ini untuk membedakan dengan sistem komunikasi lain setelah adanya berbagai penemuan teknologi komunikasi yang memungkinkan berbagai pesan disimpan dalam berbagai alat yang ada seperti pita kaset, seluloid, kertas dan sebagainya.
4. Menggunakan organ dominan berupa mulut dan telinga, walau mungkin ditambah mata. Komunikasi lisan hanya menggunakan sumber daya komunikasi yang berupa tubuh manusia yakni panca indria mereka. Sudah tentu ada aspek-aspek nonverbal yang juga ikut berperan dalam menunjang komunikasi ini yang bisa berupa gaya berpakaian, ekpresi muka, gerak tubuh yang mungkin punya makna.
5. Mementingkan penampilan, yaitu setiap orang yang ingin melakukan komunikasi lisan mempertimbangkan penampilan diri terutama kesiapan panca indria untuk menjadi media dan sekaligus pesan dalam proses komunikasi.

Ada berbagai bentuk yang bisa dijumpai dalam sistem komunikasi lisan yang bertujuan untuk berbagai kepentingan perorangan maupun sosial, antara lain komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi publik. Warga masyarakat, terutama di daerah pedesaan lebih banyak yang tidak terlibat dalam pemanfaatan komunikasi modern dengan leluasa di samping karena akses maupun juga karena ketidakmampuan untuk membaca atau membeli media massa modern.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »