Rangkuman Filsafat dan Etika Komunikasi 3

Januari 31, 2017
MODUL 7
FILSAFAT KOMUNIKASI : ETNIS KULTUR HAKIKAT, DAN ORIENTASI POLA PIKIR ETNIS KULTUR, SISTEM NILAI, JALINAN KOMUNIKASI DENGAN PROBLEMA KULTURAL
KB 1.
Hakikat dan Orientasi Pola Pikir Etnis Kultur
A. Hakikat dan Orientasi Pola Pikir Etnis Kultur
Tiga wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat
1. Bersifat ideal dan abstrak Suatu kompleks dari ide-ide gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dsb
2. Sistem social, Terdiri dari aktvitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan derta bergaul antara satu dengan yang lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan pada adat tata kelakuan
3. Benda-benda hasil karya manusia
Sifat-sifat yang tampak dari keragaman etnik kultur oleh Pierre
L. Van de Berghe
1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang seringkali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama lain
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer
3. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar
4. Secara relatif seringkali mengalami konflik-konflik diantara kelompok yang lain
5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi
6. Adanya dominasi politik oleh satu kelompok atas kelompok-kelompok lainnya
B. Hakikat Komunikasi sebagai Hakikat Kebutuhan Etnis Kultur
Proses pergeseran pola pikir
oleh Van Puersen Mitis
Cara berpikir manusia terikat nilai-nilai sakral yang ada pada alam dan melembaga pada diri manusia suatu sikap bahwa alam harus tetap utuh. Geonatur menguasai geokultur yaitu semua benda yang ada dalam lingkungan manusia mempunyai roh, karenanya harus tetap dijaga keutuhannya.
Ontologis, Sikap terhadap alam tidak hanya ingin memanfaatkan, namun timbul hasrat untuk memiliki dan menguasai
Fungsionalis, Simbol-simbol komunikasi mulai di-encode-kan kedalam suatu struktur kepentingan untuk meraih prestasi dan untuk mengembangkan prestasi dirinya
LR Pondy mengangkat tiga factor penyebab dasar konflik
1. Berlomba dalam memanfaatkan sumber langka
2. Dorongan didalam memperoleh otonomi
3. Perbedaan didalam mencapai tujuan tertentu
Lepold Van Wiese dan Howard Backer beberapa sebab akar-akar konflik
1. Perbedaan orang per orang yang berkait dengan pendidikan dan perasaan
2. Perbedaan kebudayaan yang berkait dengan
a) Pola-pola kebudayaan
b) Pembentukan dan perkembangan kepribadian
c) Pola-pola pendirian
d) Perbedaan kepentingan
3. Perubahan sosial
Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan proses disosiasi yang agak tajam dalam membawa akibat positif atau negatif
Tiga syarat untuk mencapai ideal harmoni
1. Pendapat-pendapat norma-norma dalam masyarakat diarahkan kepada harmonisasi
2. Sifat-sifat khas dari materi komunikasi dipergunakan untuk mewujudkan dan meningkatka harmoni dalam masyarakat
3. Pemberi lambang dengan penerima lambang memiliki persepsi yang sama mengarah ke kondisi harmonis
C. Sikap Toleransi Etnis Kultur sebagai Hakikat Ideal Komunikasi
Penempatan komunikan sebagai subjek mengandung makna secara timbal-balik. Komunikator berorientasi kepada kondisi psikologis komunikan yang ersifat abstrak dan spekulatif
KB 2.
Hakikat Komunikasi Antar Etnis Kultur dan Etnis Bangsa
A. Hakikat Menyatakan Pikiran dan Perasaan

Fungsi komunikasi :
- Informasi
- Sosialisasi
- Motivasi
- Debat dan diskusi
- Pendidikan
- Memajukan kebudayaan
- Hiburan
- Interaksi
Kedalam etnis bangsa
Untuk mewujudkan persepsi, integritas sikap, dan perilaku kedalam tatanan sistem nilai kualitas kehidupan antar etnis kultur dalam berbagai aspek kehidupan, pelestarian sistem nilai
Keluar etnis bangsa
Memperluas transaksi-transaksi untuk kepentingan etnis bangsa intranegara
B. Hakikat Transaksi Komunikasi antar Etnis Kultur dan Etnis Bangsa
Hakikat transaksi antaretnis bangsa yaitu untuk meningkatkan kualitas peradaban, melalui tukar-menukar
produk kebudayaan yang mengandung makna kegiatan komunikasi etnis bangsa telah melintasi batas wiayah sistem budaya etnis bangsa lain
Karakter yang muncul dalam transaksi antaretnis bangsa melalui komunikasi internasional, yaitu itikad mewujudkan ketenteraman yang berlandaskan pada etika moral internasional
C. Hakikat Ketentraman dan Perdamaian dalam Konteks Hak-hak Asasi Manusia
Perbedaan nilai-nilai kepercayaan yang didukung oleh kemampuan teknologi dapat menggeser nila-nilai
kemanusiaan oleg egoisme ideologi dan subjektivisme paham

Faktor yang dapat menggeser nilai-nilai kemanusiaan
1. Tidak efektifnya jalinan komunikasi, sehingga argumentasi rasional beralih ke sifat-sifat emosional
2. Nilai-nilai dogmatis yang muncul dari paham, doktrin atau kepercayaan
3. Orientasi subjektif terhadap kultur bangsa
4. Berebutnya sumber alami untuk meningkatkan kualitas hidup etnis bangsa tanpa peduli terhadap etnis bangsa lain
5. Keangkuhan ilmu pengetahuan dan teknologi didalam berupaya mencapai taraf kesempurnaan
Secara filsafat ketimpangan-ketimpangan yang muncul, hakikatnya telah ingkar dari nilai-nilai yang terdapat dalam alam semesta yang selalu berada dalam keharmonisan, keseimbangan, ketenteraman dan keadilan
Untuk kembali kepada hakikat komunikasi sebagai hakikat kebutuhan hidup manusia, maka komunikasi perlu ditata secara bijak. Hal ini memerlukan suatu tatanan yang dapat mengayomi seluruh etnis bangsa, sehingga tidak ada satu etnis pun yang akan merasa dirugikan, yaitu tatanan dunia baru komunikasi dan informasi
KB 3.
Hakikat Sistem Nilai dalam Proses Komunikasi Antar Etnis
A. Makna Sistem Nilai dalam Proses Komunikasi
B. Sistem Nilai untuk Mengatur Hak dan Kewajiban
Hak absolut yaitu hak bersifat alami yang mutlak dapat dipertahankan terhadap perbuatan-perbuatan
hukum individu lain
Hak nisbi yaitu hak-hak yang muncul sebagai akibat terjadinya transaksi-transaksi komunikasi atau aktivitas-aktivitas hubungan manusia didalam kehidupan bermasyarakat
Adil yaitu menempatkan sesuatu sesuai dengan fungsi dan manfaat kegunaannya.
Keadilan menurut Aristoteles adalah memberi kepada tiap-tiap orang apa yang ia berhak menerima
C. Makna Keadilan dan Kebenaran Berkomunikasi antar Etnis
Sasaran persuasif terbagi manjadi dua tahap
Tahap antara (tahap awal)
Persuasif berfungsi untuk menembus abstraktif-abstraktif kejiwaan yang disebut Frame of Reference (lingkup rujukan) dan Filed of Experience (lingkup pengalaman).
Makna keadilan pada tahap antara yaitu menetapkan kapasitas relatif tentang kapasitas sasaran untuk memancing tumbuhnya reaksi-reaksi sasaran (feedback), sehingga pada tahap ini menentukan berlangsung tidaknya proses komunikasi
Tahap yang diinginkan
Pada tahap ini terjadi proses encoding (proses formulasi lambang-lambang) secara selektif menurut ukuran kepentingan sasaran, sehingga proses tetap berorientasi kepada kapasitas sasaran
Terbentuknya sikap perilaku komunikan sesuai pola yang telah ditentukan
Komunikasi sebagai ilmu normatif
Mempedomani bagi manusia bahwa didalam berkomunikasi tidak akan bebas dari nilai-nlai atau norma yang mengikatnya sehingga terhindar dari perilaku-perilaku yang saling merugikan
Komunikasi sebagai ilmu rohaniah
Mempedomani bagaimana menembus sentral nilai-nilai kemanusiaan yaitu lubuk hati manusia yang paling dalam yang tidak pernah ingkar dari sifat-sifat tercela, sekalipun perbuatan lahiriah cenderung ke perilaku negatif, namun nilai-nilai rohaniah tidak pernah merestui atau melegitimasi terhadap perbuatan salah yang dilakukan lahiriah
Tiga faktor utama makna kebenaran
1. Itikad atau motif yang ada pada diri komunikator
2. Konsisten atau tidaknya terhadap ukuran-ukuran normatif :
- menurut undang-undang
- menurut nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat
- menurut kaidah agama
3. Faktor isi komunikasi
MODUL 8
PEMIKIRAN TENTANG PENDEKATAN HOMOPHILY DAN HETEROPHILY :
PENGERTIAN, HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK, MONOMORPHIC DAN POLYMORPHIC
KB 1.
Pengertian Homophily dan Heterophily dala Konteks Tujuan Komunikasi
A. Pengertian Homophily dan Heterophily
1. Homophily
Homolos (Yunani) : semacam, sama, equal
Rogers and Shoemakers
Komunikator dan komunikan tidak berbeda, baik dari sisi pengetahuan, norma-norma, lingkungan sosial, maupun pola kepercayaan dan pola keyakinan
Gabriel Tarde
Hubungan sosial akan lebih erat apabila diantara individu mempunyai kesamaan dalam kedudukan dan pendidikan
2. Heterophily
Individu-individu manusia dalam kualitas berbeda, baik pendidikan, status, tingkat rujukan maupun
nilai-nilai dan pola keyakinannya. Masyarakat organis yaitu masyarakat yang telah memiliki pembagian kerja, tampak kelengkapan struktur organisasinya, cenderung individualis yang oleh Tonnies disebut Gesselschaft
Materi komunikasi pada komuikan heterophily bersifat polymorphic, atau pesan komunikasi lebih dari satu macam
B. Problema-problema Homophily dan Heterophily
1. Problema Homophily
Melahirkan sifat-sifat totaliter, sentralisasi dan tidak mengembangkan toleransi
Monomorphic sebagai materi komunikasi diartikan sebagai muatan ideologis dalam satu arah tujuan yaitu terwujudnya suatu masyarakat berdasar ideologi tersebut
2. Problema Hetrophily
1. Kemungkinan yang bersifat positif terjadi consensus antarplurialis atau antaretnis
2. Kemungkinan terjadi alternatif kecenderungan dalam kondisi kompetisi dapat bersifat positif dan negatif
3. Kemungkinan ke arah konflik antarpluralis atau antar etniskultur
C. Hakikat Integritas Mental, Pola Pikir kedalam Pola Keyakinan
KB 2.
Monomorphic dan Polymorphic dengan Karakteristik Simbol-simbol Komunikasi
A. Memberi Karakter pada Simbol
1. Simbol Verbal
Simbol verbal lebih berorientasi kepada kapasitas sasaran melalui proses interpretasi atau proses encoding (memformulasikan) menurut tingkatan kualitas sasaran
Abstraksi sasaran yang disebut frame of reference dan field of experience dikualifikasikan dalam tiga tingkatan
Tingkat kualitas optimal, kuantitas dan kualitas produk pengindraan dalam frekuensi tinggi
Tingkat kualitas menengah, Orientasi berpikir dalam skala kecil yang masih diwarnai tingkat subjektivitas dan kurang argumentatif
Tingkat kualitas rendah, Orientasi berpikir tidak argumentatif, lebih banyak diwarnai interes subjektif dan kurang rasional
2. Simbol Gambar-gambar
Gambar akan membentuk perspsi yang sama bagi sasaran (komunikan)
3. Simbol-simbol lain simbol isyarat / gerak-gerik
B. Hakikat Simbol dalam Pelestarian Sistem Nilai
Joseph mengidentifikasikan lima periode dasar dimasa depan dan masa datang
1. Satu tahun mendatang dari saat sekarang, ialah waktu dekat
2. Waktu mendatang jarak dekat, yaitu satu tahun sampai lima tahun dari saat sekarang
3. Masa depan jarak menengah yaitu lima tahun sampai dua puluh tahun dari saat sekarang
4. Masa depan jarak panjang (jauh) yaitu sekitar dua puluh tahun sampai lima puluh tahun dari saat sekarang
5. Masa depan yang sangat jauh yaitu lebih dari lima puluh tahun dari saat sekarang
Teori untuk mendekati ambang masa depan
Teori (Metode) Sebab Akibat
Proses berpikir yang menggunakan data selengkapnya yaitu konstruk simbol-simbol komunikasi dalam kemasan dapat dijamin nilai-nilai validitasnya
Rekonstruksi ialah proses disosiasi dan proses asosiasi sekaligus
Proses disosiasi adalah seleksi dan menghubungkan faktor-faktor yang ada relevansinya, sehingga produk seleksi dan penghubung faktor-faktor yang ada menjadi fakta
Metode Deduktif
Proses berpikir (genus) umum ke berpikir (species) khusus atau dari fakta ke kesimpulan
Teori Gestalt Psychology
Setiap kegiatan stimulus respon memiliki organisasinya sendiri Sebab masing-masing individu mempunyai caranya sendiri dalam persepsi, belajar, berprestasi dan memecahkan masalah
Dalam proses komunikasi terjadi transaksi psikologis yang menimbulkan implikasi :
- ritual
- pengisi waktu senggang
- permainan / perlombaan
- hubungan intim
- kegiatan dan tindakan

Transaksi yang berlangsung dipengaruhi pula ego yang ada pada diri manusia Status ego dilihat dari fungsinya ada tiga status, yaitu :
- Exteropsyhic : memperhatikan sikap sebagai orang tua
- Neopsyhic : sikap sebagai orang dewasa
- Archopsyhic : sikap sebagai anak
Transaksi Komplementer, Transaksi yang bersifat isi mengisi antara komunikator dan komunika dalam usaha mencapai tujuan komunikasi
Transaksi Bertentangan, Bentuk komunikasi yang mencerminkan terdapatnya kesenjangan pengertian antara komunikator dengan komunikannya
Sosialisasi sistem nilai sebagai suatu proses mempersiapkan sikap dan perilaku calon penerima pola sikap atau pola keyakinan berdasar nilai-nilai yang diterima dan dijunjung tinggi bersama saat sekarang dapat berlangsung atau diterima di masa depan
C. Monomorphic dan Polymorphic dalam Konteks Kualitas Kehidupan
Program bersifat rutin
Proses komunikasi lebih berbobot kepada fungsi pemerintah bertugas memberi layanan pada masyarakat yang berlangsung secara rutin
Program bersifat pembaruan (pembangunan) Melekat tugas-tugas meningkatkan kualitas hidup warga
masyarakat
MODUL 9
IDEAL KOMUNIKASI : HAK-HAK BERKOMUNIKASI, KEKUASAAN DAN HAKIKAT DEMOKRATISASI KOMUNIKASI, HAKIKAT KEHADIRAN MEDIA KOMUNIKASI BAGI UMAT MANUSIA
KB 1.
Hak-hak Berkomunikasi sebagai Bagian dari Hak-hak Asasi Manusia
A. Hak-hak Berkomunikasi
Sistem nilai yang sedang berlangsung (sistem in on going) dapat dikualifikasi ke dalam dua sifat
Totaliter
1. Sumber-sumber komunikasi berada dalam satu tangan elit berkuasa sebagai pengelola utama
2. Alat komunikasi mengalir secara vertikal menurut struktur formal
3. Isi komunikasi didesain menurut pola kebijaksanaan elit berkuasa
4. Komunikan lebih bersifat sebagai sasaran (objek) daripada subjek
5. Transaksi komunikasi lebih bersifat etatisme untuk memperoleh legitimasi atas keberadaan penguasa
6. Karakter-karakter tersebut seluruhnya bermuara pada sifat sentralistis dalam semua aspek kehidupan
Totaliter Tradisional --> kekuasaan absolut monarki
Totaliter Modern ---> fasisme Italia, Nazi Jerman, komunisme
Paham demokrasi :
1. Individu-individu dijadikan partner aktif
2. Meningkatnya pesan yang dipertukarkan
3. Mendorong perkembangan kualitas komunikasi yang diwakili masyarakat

Meningkat dan berkembangnya proses diskusi dan dialog sehingga setiap individu dapat memasarkan ide, gagasan atau pendapat secara efektif
B. Kebebasan dan Tanggungjawab
Legal Liberty
Penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan elit berkuasa dengan menggunakan sanksi-sanksi hukum
Social Liberty
Masyarakat pun dapat pula menyalahgunakan kebebasan dengan maksud untuk menjatuhkan wibawa
penguasa dan menggoyangkan keberadaan penguasa di pandangan masyarakatnya
Tiga macam tuntutan masyarakat yang diangkat secara bertahap
1. Civil liberty, kebebasan sebagai warga negara
2. Political liberty, kebebasan warga negara dalam turut menentukan corak dan arah pemerintahan
3. Economic liberty, kebebasan warga negara dalam mengejar kebebasan kesejahteraan hidup
C. Ruang Gerak Pendapat Umum dalam Ikatan Normatif
Karakter yang muncul dalam kutub totaliter
1. Gagasan monoisme (lawan pluralisme) yang menolak adanya golongan yang berlainan pikiran karena dianggap sebagai perpecahan
2. Persatuan dipaksa melalui kekuatan undang-undang
3. Oposisi ditindas
4. Negara merupakan alat untuk mencapai tujuan komunisme besarnya dukungan rakyat terhadap pemerintah
Emory S. Bogardus menilai kompetensi pendapat umum dalam empat hal
Pendapat umum memperkuat undang-undang, pendapat umum tanpa dukungan undang-undang akan merupakan deretan huruf mati, Pendapat umum memberi kekuatan hidup bagi badan dan lembaga-lembaga social. Pendapat umum adalah kekuatan pokok yang menghidupi dasar-dasar social. Pendapat umum adalah pendukung moral utama dalam masyarakat
KB 2.
Kekuasaan dan Hakikat Demokratisasi Komunikasi
A. Ide-ide Melembagakan Kekuasaan
B. Transformasi Produk Berpikir melalui Produk-produk Teknologi Komunikasi
Recasens-Siches membedakan lima sumber sejarah
Kenyataan bahwa realita sosial bermacam-macam dan berubah-ubah
Bermacam-macamnya rintangan yang dalam setiap situasi harus diatasi untuk memenuhi syarat-syarat nilai dalam situasi demikian
Pelajaran-pelajaran yang ditarik dari pengalaman praktis mengenai pemenuhan sarana untuk mewujudkan suatu nilai dalam suatu situasi konkret
Prioritas-prioritas yang ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa historis
Keanekaragaman dari nilai-nilai, yang beberapa diantaranya berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dan kualitas manusia yang universal, sedangkan yang lain melekat pada kondisi sejarah yang khas, yang menimbulkan norma-norma khusus bagi setiap masyarakat dan setiap situasi
Logika bukan berasal dari kepastian-kepastian dari prinsip-prinsip teoritis seperti silogisme, tetapi suatu studi tentang kemungkinan-kemungkinan.
Logika adalah teori tentang penyelidikan mengenai akibat-akibat yang mungkin terjadi, suatu proses dalam mana prinsip umum hanya bisa dipakai sebagai alat yang dibenarkan oleh pekerjaan yang dikerjakan
Melestarikan sistem-sistem nilai dapat diupayakan dengan :
- Sosisalisasi
- Pendidikan
- Upaya-upaya hukum
Sosialisasi politik adalah proses meneruskan nilai-nilai dan perilaku politik dari satu generasi kepada generasi berikutnya secara berkesinambungan
C. Hakikat Isi Komunikasi dan Umpan Balik
1. Isi Pesan Komunikasi
Isi komunikasi hakikatnya merupakan produk berpikir, konsep perasaan yang diekspresikan dari seseorang
kepada orang lain
Bobot subjektif memunculkan karakter komunikator atau komunikan yang bersifat :
- individualistis
- orientasi kepentingan skala pribadi
- memproyeksikan sikap perilaku, pola pikir kepada diri komunikan atau sebaliknya
- komunikasi bersifat satu arah
Isi komunikasi dalam sistem nilai akan terdiri dari :
- Seperangkat norma atau nilai-nilai yang mengatur lalu lintas dan transformasi pesan-pesan komunikasi
- Sejumlah metode atau cara pendekatan untuk mewujudkan nilai-nilai integratif
- Panduan teoritis dan empiris dalam mempertahankan system yang sedang berlangsung
- Karakteristik yang dimiliki negara dan identitas negara nasional
- Motivasi sebagai dorongan dasar yang mengacu kepada upaya meningkatkan kualitas sumber daya warga negara
2. Umpan Balik
Fungsi umpan balik, Mengevaluasi tentang validitas komunikasi yang sedang dilaksanakan
Membantu dalam memberi rangsangan untuk perubahan
Dapat memperteguh dalam memberi penghargaan secara timbal balik
Umpan balik terhadap komunikasi pemerintah dapat dinyatakan dalam dua bentuk reaksi
Dinyatakan dalam bentuk lisan dan tulisan
Dinyatakan dalam bentuk fisik seperti demonstrasi, unjuk rasa, mogok, boikot, pesta pora, dsb
Menurut kualitas atau kadarnya, feedback dapat dikualifikasikan kedalam tiga peringkat
Feedback berkadar tinggi / Ideal / Rasional Feedback
Feedback yang berdasar pada rujukan banding, argumentatif dan didukung dasar teori
Feedback berkadar menengah
Feedback yang berdasar pada kenyataan empiris atau peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari yang berkait kepentingan-kepentingan individual
Feedback berkadar bawah
Feedback yang berkait kepentingan subjektif dalam skala individual
KB 3.
Hakikat Kehadiran Media Komunikasi bagi Umat Manusia

Mahzab Frankurt lebih menekankan kepada emansipasi masyarakat sebagai objek penelitian keilmuan secara integratif
Mahzab Chicago lebih menekankan pada efek komunikasi terhadap khalayak melalui penelitian isi komunikasi
A. Hakikat Kesertaan Masyarakat dalam Pengelolaan Media Komunikasi
Polar totaliter lebih memfungsikan media massa untuk kepentingan politik partai, yaitu perjuangan untuk
mempercepat tercapainya fungsi primer ideologi komunis, yaitu masyarakat komunis
Polar demokrasi yang menempatkan hak-hak manusia dalam derajat yang sama
B. Kehadiran Media Massa untuk Membaca Peristiwa-peristiwa dalam Geo Cosmos
Paham Materialisme
Manusia hanyalah materi atau benda tak ubahnya seperti benda-benda hidup lainnya
Paham Idealisme
Manusia sebagai makhluk berpikir sebagai unsur yang menguatkan keberadaan manusia

Menurut Descartes :
- Res Cogitans : zat yang dapat berpikir, jiwa rohaniah, bersifat kekal
- Res Extensa : zat yang bersifat material sebagai jiwa badaniah yang terikat dan dikuasai hukum alam, bersifat fana dan kena rusak

Locke berpendapat ide dapat dibagi menjadi :
- Simple Idea : apabila rangsangan yang diterima hanya satu indera
- Complex Idea : rangsangan yang diterima oleh lebih dari satu indera
- Compund Ideas : apabila complex ideas dalam diri manusia menjadi satu
Paham Eksistensialisme
Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran akan dirinya bahwa ia ada dan berada. Dalam kekhususan ini manusia bukan hanya apa tetapi juga siapa. Manusia merupakan totalitas dari jiwa badaniah dan jiwa rohaniah

Artikel Terkait

Previous
Next Post »