Analisa, Definisi dan Klasifikasi

Desember 05, 2016
Analisa atau Pembagian
Tentunya, Anda semua mengingat apa itu Konsep yang bersifat universal. Dengan keuniversalan sebuah konsep, dalam logika seseorang membutuhkan Analisa. Analisa merupakan "penguraian secara jelas dan berbeda (clearly and distinctly) dari keseluruhan ke bagian-bagian" (Bakry, 2012: 3.3). Dalam praktiknya, ada 2 Analisa: "Analisa logis" dan "Analisa realis".
Analisa logis yang didasarkan pada prinsip tertentu, yang terbagi menjadi 2: Analisa universal dan Analisa dikotomi. Analisa universal dilakukan atas dasar prinsip pembagian dari genus ke spesies atau prinsip deduktif (dari umum ke khusus) untuk konsep yang sederhana. Analisa dikotomi dilakukan atas dasar prinsip eksklusi tertii (hanya ada term positif dan term negatif) pada konsep yang sederhana atau kompleks. Analisa dikotomi yang dilakukan pada prinsip pembagian genus ke spesies menghasilkan analisa yang sederhana, lengkap, tegas dan pasti, yang disebut "sistem Analisa".
Analisa realis yang didasarkan pada sifat perwujudannya, yang terbagi menjadi 2: Analisa esensial dan Analisa aksidental. Analisa esensial dilakukan dengan bagian dasar yang mewujudkannya. Analisa aksidental dilakukan atas dasar sifat-sifat yang menyertai wujudnya.

Dari praksis Analisa itu, tampak bahwa Analisa dilakukan atas aturan-aturan tertentu yang disebut "hukum Analisa", yaitu:
1. Analisa harus dilakukan menurut asas tunggal atau prinsip yang sama.
2. Analisa harus lengkap dan tuntas.
3. Analisa harus jelas terpisah antar-bagiannya.
Analisa bersifat rasional dan deduktif.

Klasifikasi atau Penggolongan
Ketika seseorang berlogika, Analisa merupakan penguraian, sedangkan Klasifikasi merupakan "pengelompokan sistematis bagian-bagian yang terpisah atas dasar sifat, hubungan dan peranannya ke dalam keseluruhan" (Bakry, 2012: 3.16). Klasifikasi bersifat empiris dan induktif, yang tampak pada macam-macamnya, yaitu:
1. Klasifikasi kodrati. yang ditentukan oleh susunan kodrati.
2. Klasifikasi buatan, yang ditentukan oleh sesuatu maksud yang praktis.
3. Klasifikasi diagnostik, yang ditentukan oleh gabungan tidak sepenuhnya kodrati dan tidak sepenuhnya buatan.
Klasifikasi dilakukan harus atas dasar hukum-hukum Analisa, seperti di atas. Selain itu, "Sistem Klasifikasi" dilakukan atas dasar Term predikabel, yaitu: genus(jenis), spesies (golongan), diferensia (sifat pembeda), proprium(sifat khusus) dan aksiden (sifat kebetulan).
Sistem klasifikasi ini ditemukan oleh Porphyrios, yang dikenal "Pohon Porphyrios". Di dalam genus, ada 3 tingkatan: summa genus (genus tertinggi), subaltern genera(genus perantara), dan proximum genus (genus terbawah). Juga, di dalam spesies, ada 3 tingkatan: spesies tertinggi, spesies perantara dan spesies terbawah. Diferensiadibagi 2: diferensia generik dan diferensia spesifik. Juga, propriumdibagi 2: proprium generik dan proprium spesifik. Aksiden dibagi 2 macam: aksiden predikamental dan aksiden predikabel.

Dengan bahasan Analisa dan Klasifikasi tersebut, jelas bahwa keduanya merupakan pembagian atau penggolongan logis, bukan fisik, karena apabila keseluruhan dibagi-bagi maka bagian-bagiannya tetap mempunyai hubungan dengan keseluruhan. Misal, jika komputer dilepas-lepas ke bagian-bagiannya: hard disk, DVD room, motherboard, monitor, mouse dan keyboard, maka tidak bisa dikatakan sebagai hard disk adalah komputer atau keyboardadalah komputer.

Definisi atau Penjelasan
Setelah bisa mengungkapkan Konsep dengan Analisa dan Klasifikasi, seseorang harus mampu mendefinisikannya. Definisi merupakan "penentuan batas Konsep atau Pengertian secara singkat, tepat, jelas, padat dan lengkap, sehingga diperoleh rumusan Term yang jelas dan berbeda (clear and distinct)" atau "pernyataan yang berisi penjelasan tentang pengertian suatu term" (Bakry, 2012: 3.34). Sebab itu, Definisi terdiri dari 2 bagian: "definiendum" (termyang dijelaskan) dan "definiens" (penjelasan pengertiannya).

Ada 3 macam Definisi: Definisi nominal, Definisi realis dan Definisi praktis.
"Definisi nominal" dirumuskan atas dasar kata-kata, yang terbagi 6 macam: Definisi sinonim (persamaan kata), Definisi simbolik (persamaan kata berbentuk simbol), Definisi etimologi (asal usul kata), Definisi stipulatif (kesepakatan bersama), dan Definisi denotatif (menunjukkan) yang terbagi 2: Definisi ostensif (menunjuk langsung) dan Definisi enumeratif (menunjuk secara terperinci dan lengkap).

"Definisi realis" dirumuskan atas dasar realitas (sesungguhnya), yang terbagi 2 macam: Definisi esensial (hakikat atau esensi dari realitas), yang dibedakan menjadi 2: Definisi analitik (esensial fisik) dan Definisi konotatif (esensial metafisik); dan Definisi deskriptif (sifat yang melekat pada realitas), yang dibedakan menjadi 2: Definisi aksidental (sifat khusus dari realitas) dan Definisi kausal (sebab realitas terjadi) atau Definisi genetik.

"Definisi Praktis" dirumuskan atas dasar kegunaan atau tujuan, yang terbagi 3: Definisi operasional (menegaskan langkah-langkah tujuan dicapai), yang dibedakan menjadi 2: operasional kualitatif (isi dan kekuatan) dan operasional kuantitatif (banyak atau jumlah); Definisi fungsional (menunjukkan kegunaan atau tujuannya); dan Definisi persuasif (untuk mempengaruhi orang lain).

Definisi dilakukan harus didasarkan pada syarat-syaratnya atau hukum Definisi, yaitu:
1. Definisi harus menyatakan ciri-ciri hakikat.
2. Definisi harus setara antara definiendum dan definiens.
3. Definis harus menghindari definiendum masuk ke dalam definiens.
4. Definisi harus dirumuskan secara afirmatif (positif), tidak boleh negatif.
5. Definisi harus dinyatakan secara singkat dan jelas, bukan rumusan kabur.

Dengan demikian, definisi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang ilmiah. Definisi harus mampu memperlihatkan perbedaan antara konsep yang dijelaskan dengan konsep yang lainnya, sehingga jelas batas ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Inilah penjelasan dari Analisa, Klasifikasi dan Definisi untuk mengungkapkan Konsep secara logis.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »