Loading...
Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan

Badai Kehidupan Pasti Berlalu

Februari 08, 2017 Add Comment
Alkisah, dalam sebuah perjalanan, seorang anak sedang mengemudikan mobil bersama ayahnya. Setelah beberapa puluh kilometer sampai di suatu daerah, tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang dan petir. Langit mendadak menjadi gelap gulita. Beberapa terlihat kendaraan mulai menepi dan berhenti menghindar dari angin kencang itu.
“Bagaimana ini, Ayah? Apakah kita berhenti saja atau akan terus?,” Si anak bertanya kepada ayahnya.
“Teruslah mengemudi.. !”, kata Ayahnya.
Setelah ada jawaban dari ayahnya, si Anak tetap menjalankan mobil. Kemudian langit makin gelap, angin bertiup kencang. Dan hujanpun mulai turun.
Terlihat beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yang sampai diterbangkan angin. Suasana mulai sangat menakutkan . Terlihat kendaraan-kendaraan yang besar juga mulai menepi dan berhenti.
“Bagaimana ini Ayah…?” Si anak bertanya kembali kepada ayahnya.
“Teruskanlah mengemudi!” kata Ayahnya sambil terus melihat ke depan.
Si anak tetap mengemudi, walau dengan kondisi bersusah payah. Kondisi jalanan yang hujan lebat menghalangi pandangan mata hanya berjarak beberapa meter saja.
Si anak mulai dihinggapi rasa ketakutan.
Namun... meski ketakutan ia tetap mengemudi, walaupun dengan kecepatan sangat perlahan-lahan.
Akhirnya setelah melewati beberapa kilometer ke depan, dirasakannya hujan mulai mereda dan anginpun mulai berkurang.
Setelah beberapa kilometer berikutnya, sampailah mereka pada daerah yang kering dan matahari bersinar terang.
“Nak sekarang berhenti dan keluarlah dari mobil,” kata sang Ayah.
“Kenapa sekarang, yah?,” tanya si Anak.
“Agar kau bisa melihat, bagaimana seandainya saat kita berhenti di tengah badai.”
Sang Anak kemudian berhenti dan keluar dari mobil. Dia melihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung. Dia membayangkan kondisi orang-orang yang masih terjebak di sana.
Dari kejadian tersebut, dia baru mengerti bahwa jangan pernah berhenti di tengah badai, karena akan terjebak dalam ketidakpastian.
Hikmah yang bisa diambil dari cerita singkat tersebut adalah:
Jika kita sedang menghadapi suatu “badai” kehidupan, teruslah berjalan, ke depan, jangan berhenti dan putus asa, karena jika kita berhenti dan putus asa, kita akan tenggelam dalam keadaan yang terus menakutkan dan tak pasti.
Lakukan saja apa yang dapat kita lakukan dan yakinkan diri bahwa suatu saat badai pasti berlalu.
Kita tidak akan pernah berhenti tetapi maju terus, Karena kita yakin bahwa di depan sana Kepastian dan Kesuksesan ada untuk kita, ada untuk orang yang mau berjuang.
Hidup Tak Selamanya Berjalan Mulus dan Lancar!!!
Kita butuh batu kerikil, supaya kita bisa lebih hati-hati dalam melangkah.
Kita butuh semak berduri, supaya kita bisa lebih waspada dalam menjalani hidup.
Kita butuh Persimpangan, supaya kita bisa bijaksana dalam menentukan pilihan.
Kita butuh Petunjuk jalan, supaya kita punya harapan tentang arah masa depan yang akan kita jalani.
Hidup Butuh Masalah, supaya kita tahu kita masih mempunyai kekuatan.
Kita butuh Pengorbanan, supaya kita tahu cara bekerja keras.
Kita butuh airmata, supaya kita lebih tahu cara merendahkan diri.
Kita butuh dicela, supaya kita tahu bagaimana cara menghargai orang lain.
Kita butuh tertawa dan senyum, supaya kita tahu cara mengucapkan syukur.
Kita butuh Orang lain, supaya kita tahu kita tak bisa sendiri.
Jangan selesaikan masalah hidupmu hanya dengan mengeluh, berkeluh kesah, apalagi marah, Selesaikan saja masalahmu dengan sabar, bersyukur, dan jangan lupa tersenyum. Karena mengeluh tidak menyelesaikan masalah tetapi menambah beban hidupmu.
Teruslah maju melangkah walau mendapatkan aral dan rintangan, Jangan takut.
Saat sudah tidak ada lagi tembok untuk bersandar, karena masih ada lantai untuk bersujud.
Perbuatan baik yang paling sempurna adalah suatu perbuatan baik yang tidak terlihat, namun dapat dirasakan orang lain hingga jauh kedalam relung hati.
Jangan menghitung apa yang hilang, namun hitunglah apa yang tersisa.
Sekecil apapun penghasilan kita, pasti akan cukup bila digunakan untuk Kebutuhan Hidup.
Sebesar apapun penghasilan kita, pasti akan kurang bila digunakan untuk Gaya Hidup.
Tidak selamanya kata-kata yang indah itu benar, juga tidak selamanya kata-kata yang menyakitkan itu salah. Hidup ini terlalu singkat, lepaskan mereka yang menyakitimu, sayangi mereka yang peduli padamu. Dan berjuanglah untuk mereka yang berarti bagimu.
Bertemanlah dengan semua orang, tapi bergaulah dengan orang yang berintegritas dan mempunyai nilai hidup yang benar, karena pergaulan akan mempengaruhi cara kita hidup dan masa depan kita.
Semoga bermanfaat.

Jangan Sombong

Januari 30, 2017 Add Comment

Ada seorang filsuf yang menaiki sebuah perahu kecil ke suatu tempat. Karena merasa bosan dalam perahu, kemudian dia pun mencari pelaut untuk berdiskusi.
Filsuf menanyakan kepada pelaut itu: ” Apakah Anda mengerti filosofi?”
“Tidak mengerti.” Jawab pelaut.
“Wahh, sayang sekali, Anda telah kehilangan setengah dari seluruh kehidupan Anda.
Apakah Anda mengerti matematika?” Filsuf tersebut bertanya lagi.
“Tidak mengerti juga.” Jawab pelaut tersebut.
Filsuf itu, menggelengkan kepalanya seraya berkata:
“Sayang sekali, bahkan Anda tidak mengerti akan matematika.
Berarti Anda telah kehilangan lagi setengah dari kehidupan Anda.”
Tiba-tiba ada ombak besar, membuat perahu tersebut terombang-ambing. Ada beberapa tempat telah kemasukan air,
Perahu tersebut akan tenggelam, filsuf tersebut ketakutan. Seketika, pelaut pun bertanya pada filsuf: ” Tuan, apakah Anda bisa berenang?”
Filsuf dengan cepat menggelengkan kepalanya dan berkata: “Saya tidak bisa, cepat tolonglah saya.”
Pelaut menertawakannya dan berkata: “Berenang Anda tidak bisa, apa arti dari kehidupan Anda? Berarti Anda akan kehilangan seluruh kehidupan Anda.”
Semua orang sebenarnya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Bangga atas prestasi itu wajar saja, tetapi jangan sampai membuat diri sendiri menjadi sombong maupun angkuh akan prestasi tersebut. Ingatlah, selalu ada yang lebih pintar dari kita. Dan kita juga masih perlu belajar dari kelebihan orang lain.

Belajar Bijak dari hal yang kecil

Januari 25, 2017 Add Comment
Cerita berikut ini akan membuat kita belajar bijak dari hal yang paling kecil yang terkadang kita abaikan. Terkadang, hal-hal kecil sekalipun tidak “bisa” dilakukan oleh orang dewasa. Bukan karena mereka tidak mampu melakukannya, namun mereka memang tidak mau dan merasa tidak perlu untuk melakukan hal seperti itu. Orang dewasa seringkali terlalu sibuk dengan urusan diri mereka sendiri, sehingga mengabaikan banyak hal di sekitarnya. Mungkin tidak semua, namun kebanyakan dari kita memang sering melakukannya.
Sore itu, antrian di supermarket terbilang cukup panjang, tiga kasir berjejeran pada mejanya masing-masing dan tampak sibuk menghadapi barisan pembeli yang menenteng belanjaan. Seorang anak perempuan berpita merah berusia sekitar sepuluh tahunan berdiri pada barisan paling pinggir, dekat dengan pintu keluar, sebatang pensil dan penggaris merah muda terlihat di genggaman tangan kanannya. Dia terlihat sabar, menanti antriannya yang akan segera tiba, satu orang lagi di depannya sedang menghitung uang kembalian, dan mencoba untuk memeriksa struk belanjaannya sebelum meninggalkan tempat tersebut. Menanyakan sesuatu kepada kasir, dan masih tetap berdiri di sana sambil memeriksa kembali struk belanja dan uang kembaliannya.
Kasir terlihat menghela napas panjang, menatap antrian yang semakin panjang ke belakang. Kasir ini memang dikhususkan bagi pembeli yang hanya berbelanja sedikit barang saja, sehingga proses pembayaran di sana jauh lebih cepat dan lancar, jika dibandingkan dengan dua meja kasir lainnya. Namun hal ini justru membuat antrian di sini selalu lebih panjang dari meja kasir lainnya, sebab semua orang selalu ingin dilayani dengan cepat, terutama mereka yang hanya berbelanja beberapa barang saja.
Belum sempat anak berpita merah ini maju ke depan dan mendekati meja kasir, tiba-tiba saja barisan di belakangnya riuh, dan dengan terburu-buru seorang ibu berusia lima puluhan berjalan di sisi antrian yang sempit dan berusaha untuk mendekati meja kasir. Namun yang lain enggan menepi, atau bahkan memudahkan langkahnya menuju ke depan. Tak sedikit yang mengomel, bahkan mengumpat kelakuan ibu tersebut.
“Antri dong, memangnya warung sayur sebelah rumah, ga ada aturan,” umpat seorang pembeli yang sedang antri di belakang.
“Ya elah, kita udah antri dari tadi, ini orang malah main serobot aja,” ujar yang lainnya.
Ibu tersebut tetap maju ke depan, hingga akhirnya berdiri bersisian dengan anak berpita merah. Wajahnya tampak lelah dan sedikit pucat, mungkin sedikit malu karena menjadi bahan ejekan banyak orang di sana. Kasir hanya diam, tanpa melakukan apa-apa, sementara orang di depannya berlalu sambil tersenyum kecut, penuh ejekan.
“Maaf semua, saya sangat terburu-buru dan harus segera tiba di rumah kembali. Tolong, saya mau bayar ini, Mbak,” ucap ibu tersebut dengan terbata-bata.
“Yang benar aja, Mbak, masa orang nyerobot begitu diladeni duluan?” protes seorang pembeli yang lagi antri.
“Wah, Mbak ini harus training lagi nih kalau sikapnya kayak gini,” yang lainnya menimpali dengan ketus.
“Maaf, Ibu harus antri seperti yang lainnya,” ujar kasir sambil mempersilahkan anak berpita merah maju ke depan.
“Tapi saya hanya membeli sekotak susu formula ini saja, cucu saya yang masih bayi menangis kehausan di rumah, tolonglah,” pintanya pelan. Namun kasir tetap diam dan tidak menanggapi sama sekali, sementara yang antri di belakang tetap sibuk dengan komentar masing-masing.
“Nenek boleh bayar sekarang, biar cepat pulang. Aku bisa antri lagi dari belakang, cuma sebentar,” ucap anak berpita merah sambil tersenyum dan mempersilahkan ibu tersebut ke meja kasir, seraya berlalu menuju antrian paling terakhir.
Kasir terpaku sesaat, sebelum akhirnya mempersilahkan ibu yang berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada anak tersebut. Pembeli sepanjang antrian menjadi hening, dan tiba-tiba saja mereka sibuk dengan pikiran dan rasa malu masing-masing.
Dari cerita belajar bijak dari hal yang paling kecil tersebut kita bisa belajar dari seorang anak kecil yang dengan senang hati menukar antriannya untuk mempersilahkan seorang ibu tua yang sedang terburu ingin membelikan susu kepada cucunya. Memang sebenarnya apa yang dilakukan ibu ibu tersebut bukanlah sebuah contoh yang baik, Karena tidak bersikap baik dengan menyerobot antrian, tapi bagaimanapun kita bisa belajar banyak tentang sifat seorang anak kecil yang sangat tulus memberikan waktu dia untuk seorang ibu yang sedang terburu buru ingin membelikan susu kepada cucunya.

Hati-hati dalam Berkata

Januari 20, 2017 Add Comment
:: Terdengar biasa, Tapi Bisa Berbahaya ::
1. Saudara laki-laki bertanya kepada adik perempuannya, saat berkunjung, seminggu setelah saudara perempuannya itu melahirkan:
"Hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan?"
"Tidak ada." jawabnya pendek. Saudara laki-lakinya berkata lagi, "Masa sih, apa engkau tidak berharga di sisinya? Aku bahkan sering memberi hadiah untuk istriku walau tanpa alasan yang istimewa."
Siang itu, ketika suaminya lelah pulang dari kantor menemukan istrinya merajuk di rumah. Keduanya lalu terlibat pertengkaran. Sebulan kemudian, antara suami dan istri ini terjadi perceraian. Dari mana sumber masalah? Kalimat sederhana yang diucapkan saudara laki-laki sang istri tadi.
2. Saat arisan seorang ibu bertanya:
"Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit? Bukankah anak-anakmu banyak?”
Rumah yang tadinya terasa lapang, sejak saat itu mulai dirasa sempit oleh penghuninya.
Ketenangan pun menghilang, saat keluarga ini mulai terbelit hutang kala mencoba membeli rumah besar dengan cara kredit ke bank.
3. Seorang teman bertanya:
''Berapa gajimu sebulan kerja di toko si fulan?"
Ia menjawab, "1 juta rupiah."
"Cuma 1 juta rupiah? Sedikit sekali ia menghargai keringatmu. Apa itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu? "
Sejak saat itu ia jadi membenci pekerjaannya. Ia lalu meminta kenaikan gaji pada pemilik toko. Sayangnya pemilik toko menolak dan mem-PHK nya. Kini ia malah tidak berpenghasilan dan jadi pengangguran.
4. Seseorang bertanya pada kakek tua:
"Berapa kali anakmu mengunjungimu dalam sebulan? "
Si kakek menjawab, "Sebulan sekali."
Sang penanya menimpali, "Wah keterlaluan sekali anak-anakmu itu. Di usia senjamu ini seharusnya mereka mengunjungimu lebih sering." Hati si Kakek menjadi sempit, padahal tadinya ia amat rela terhadap anak-anaknya. Ia jadi sering menangis dan ini memperburuk kesehatan dan kondisi badannya.
Apa sebenarnya keuntungan yang kita peroleh ketika bertanya seperti pertanyaan-pertanyaan di atas? Jagalah diri dari mencampuri kehidupan orang lain. Mengecilkan dunia mereka. Menanamkan rasa tak rela pada apa yang mereka miliki. Mengkritisi penghasilan dan keluarga mereka, dst…dst.
Jika terus berperilaku seperti itu, kita akan menjadi agen kerusakan di muka bumi ini. Bila ada bom yang meledak, cobalah introspeksi diri. Bisa jadi kitalah yang menyalakan sumbunya.

7 Tipe Wanita yang Disunnahkan untuk Dilamar

Januari 19, 2017 Add Comment
Dalam melamar, seorang muslim dianjurkan untuk memperhatikan beberapa sifat yang ada pada wanita yang akan dilamar, apa saja kah yang perlu diperhatikan oleh seorang muslim terhadap wanita yang akan dilamarnya?

Dalam melamar, seorang muslim dianjurkan untuk memperhatikan beberapa sifat yang ada pada wanita yang akan dilamar, diantaranya:

1.Wanita itu disunahkan seorang yang penuh cinta kasih. Maksudnya ia harus selalu menjaga kecintaan terhadap suaminya, sementara sang suami pun memiliki kecenderungan dan rasa cinta kepadanya.

Selain itu, ia juga harus berusaha menjaga keridhaan suaminya, mengerjakan apa yang disukai suaminya, menjadikan suaminya merasa tentram hidup dengannya, senang berbincang dan berbagi kasih sayang dengannya. Dan hal itu jelas sejalan dengan firman Allah Ta'ala,

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya. Dan Dia jadikan di antara kalian rasa kasih dan sayang.
(ar-Ruum:21).

2.Disunahkan pula agar wanita yang dilamar itu seorang yang banyak
memberikan keturunan, karena ketenangan, kebahagiaan dan keharmonisan keluarga akan terwujud dengan lahirnya anak-anak yang menjadi harapan setiap pasangan suami-istri.

Berkenaan dengan hal tersebut, Allah Ta'ala berfirman,
Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa'. (al-Furqan:74).

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Menikahlah dengan wanita-wanita yang penuh cinta dan yang banyak melahirkan keturunan. Karena sesungguhnya aku merasa bangga dengan banyaknya jumlah kalian pada hari kiamat kelak. Demikian hadist yang diriwayatkan Abu Daud, Nasa'I, al-Hakim, dan ia mengatakan, Hadits tersebut sanadnya shahih.

3.Hendaknya wanita yang akan dinikahi itu seorang yang masih gadis dan masih muda. Hal itu sebagaimana yang ditegaskan dalam kitab Shahihain dan juga kitab-kitab lainnya dari hadits Jabir, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bertanya kepadanya,


Apakah kamu menikahi seorang gadis atau janda? dia menjawab,"Seorang
janda."Lalu beliau bersabda, Mengapa kamu tidak menikahi seorang gadis yang kamu dapat bercumbu dengannya dan ia pun dapat mencumbuimu?.

Karena seorang gadis akan mengantarkan pada tujian pernikahan. Selain itu seorang gadis juga akan lebih menyenangkan dan membahagiakan, lebih menarik untuk dinikmati akan berperilaku lebih menyenangkan, lebih indah dan lebih menarik untuk dipandang, lebih lembut untuk disentuh dan lebih mudah bagi suaminya untuk membentuk dan membimbing akhlaknya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri telah bersabda,

Hendaklah kalian menikahi wanita-wanita muda, karena mereka mempunyai mulut yang lebih segar, mempunyai rahim yang lebih subur dan mempunyai cumbuan yang lebih menghangatkan.

Demikian hadits yang diriwayatkan asy-Syirazi, dari Basyrah bin Ashim dari ayahnya, dari kakeknya. Dalam kitab Shahih al_Jami' ash_Shaghir, al-Albani mengatakan, "Hadits ini shahih."

4.Dianjurkan untuk tidak menikahi wanita yang masih termasuk keluarga dekat, karena Imam Syafi'I pernah mengatakan, "Jika seseorang menikahi wanita dari kalangan keluarganya sendiri, maka kemungkinan besar anaknnya mempunyai daya piker yang lemah."

5.Disunahkan bagi seorang muslim untuk menikahi wanita yang mempunyai silsilah keturunan yang jelas dan terhormat, karena hal itu akan berpengaruh pada dirinya dan juga anak keturunannnya. Berkenaan dengan hal tersebut, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscahya kamu beruntung.
(HR. Bukhari, Muslim dan juga yang lainnya).

6.Hendaknya wanita yang akan dinikahi itu taat beragama dan berakhlak mulia.
Karena ketaatan menjalankan agama dan akhlaknya yang mulia akan
menjadikannya pembantu bagi suaminya dalam menjalankan agamanya, sekaligus akan menjadi pendidik yang baik bagi anak-anaknya, akan dapat bergaul dengan keluarga suaminya.

Selain itu ia juga akan senantiasa mentaati suaminya jika ia akan menyuruh, ridha dan lapang dada jika suaminya memberi, serta menyenangkan suaminya berhubungan atau melihatnnya. Wanita yang demikian adalah seperti yang difirmankan Allah Ta'ala,

"Sebab itu, maka wanita-wanita yang shahih adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminyatidak berada di tempat, oleh karena Allah telah memelihara mereka". (an-Nisa:34).

Sedangkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Dunia ini adalah kenikmatan, dan sebaik-baik kenikmatannya adalah wanita shalihah".
(HR. Muslim, Nasa'I dan Ibnu Majah).

7.Selain itu, hendaklah wanita yang akan dinikahi adalah seorang yang cantik, karena kecantikan akan menjadi dambaan setiap insan dan selalu diinginkan oleh setiap orang yang akan menikah, dan kecantikan itu pula yang akan membantu menjaga kesucian dan kehormatan. Dan hal itu telah disebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits tentang hal-hal yang disukai dari kaum wanita.

Kecantikan itu bersifat relatif. Setiap orang mempunyai gambaran tersendiri tentang kecantikan ini sesuai dengan selera dan keinginannya. Sebagian orang ada yang melihat bahwa kecantikan itu terletak pada wanita yang pendek, sementara sebagian yang lain memandang ada pada wanita yang tinggi.

Sedangkan sebagian lainnya memandang kecantikan terletak pada warna kulit, baik coklat, putih, kuning dan sebagainya. Sebagian lain memandang bahwa kecantikan itu terletak pada keindahan suara dan kelembutan ucapannya.

Demikianlah, yang jelas disunahkan bagi setiap orang untuk menikahi wanita yang ia anggap cantik sehingga ia tidak tertarik dan tergoda pada wanita lain, sehingga tercapailah tujuan pernikahan, yaitu kesucian dan kehormatan bagi tiap-tiap pasangan.

Rahasia Seorang Perempuan

Januari 19, 2017 Add Comment
Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.
Dialah penolongmu yang sepadan, bukan lawan yang sepadan. Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan, atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.
Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal yang kadang dianggap sepele atau mungkin terlewatkan olehmu... sehingga tanpa kamu sadari, ketika menjalankan sisa hidupmu... kamu menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.
Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.
Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi. Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatian yang tulus... kata-kata yang lembut... ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti... dan akan membuatnya merasa aman di dekatmu...
Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang... seperti juga di dalam kelembutannya, di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.
Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan perempuan, itu cukup mengambil sepersekian dari hidupnya... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya...
Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana... karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... karena kamu dan dia adalah satu... dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya.
Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.