Loading...
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Masa Lalu dan Masa Depan

April 04, 2017 Add Comment
Tidak ada orang baik yang tidak punya masa lalu,
begitu juga tidak ada orang jahat yang tidak punya masa depan...
Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berubah menjadi lebih baik. Bagaimanapun masa lalunya dahulu, sekelam apa lingkungannya dulu, dan seburuk apa perangainya di masa lampau.
Berilah kesempatan seseorang untuk berubah...
Karena, seseorang yang hampir membunuh Rasul pun kini berbaring di sebelah makam beliau: Umar bin Khattab.
Jangan melihat seseorang dari masa lalunya. Seseorang yang pernah berperang melawan agama Allah pun akhirnya menjadi pedang-nya Allah: Khalid bin Walid.
Jangan memandang seseorang dari status dan hartanya, karena sepatu emas Fir'aun berada di neraka, sedangkan sandal jepit Bilal bin Rabah terdengar di Syurga...
Intinya:
Jangan memandang remeh seseorang karena masa lalu dan lingkungannya, karena bunga teratai tetap mekar cantik meski tinggal di air yang kotor...
Maka untuk jadi hebat yang diperlukan adalah *uatnya tekad
Tak perlu pusingkan masa lalu, tak perlu malu dengan tempat asalmu, jika kau mau...
Kamu bisa menjadi laksana bunga teratai yang tinggal di air yang kotor namun tetap mekar mengagumkan.
Berubah dan bangkit jauh lebih indah dari pada diam dan hanya bermimpi tanpa melakukan tindakan apapun. Salam perubahan kepada yang lebih baik.
- Catatan Hati Kecil -
Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, dari mana kita belajar Ikhlas.
Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita belajar Sabar.
Jika setiap do’a kita terus dikabulkan, bagaimana kita dapat belajar Ikhtiar.
Seorang yang dekat dengan Allah, bukan berarti tidak ada air mata.
Seorang yang taat pada jalan-Nya bukan berarti tidak ada kekurangan.
Seorang yang tekun berdo’a, bukan berarti tidak ada masa-masa sulit.
Biarlah Sang Penyelenggara Hidup yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena hanya Dia-lah yang tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang Terbaik.
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang Ketulusan.
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar Keikhlasan.
Ketika hatimu terluka sangat dalam……,
maka saat itu kamu sedang belajar tentang memaafkan dan pengampunan.
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kesungguhan dan keteguhan.
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang ketangguhan.
Ketika kamu harus membayar harga yang sebenarnya tidak perlu kamu tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kemurahan-hati.
-Tetap semangat…
-Tetap sabar…
-Tetap tersenyum…
-Karena kamu sedang kuliah di Universitas Kehidupan..
Allah menempatkanmu di posisi yang sekarang, bukan karena kebetulan, tetapi karena ada dalam rencana-Nya.
Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan bahkan air mata.
Semoga bermanfaat untuk semua.


Sumber: Dari berbagai sumber

Jika Esok Tak Pernah Datang

April 01, 2017 Add Comment

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."  (QS: Al-Jumuah 8)

Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu terlelap tidur, Aku akan menyelimutimu dengan lebih rapat dan berdoa kepada Tuhan agar menjaga jiwamu.

Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu melangkah keluar pintu, Aku akan memelukmu erat dan menciummu dan memanggilmu kembali untuk melakukannya sekali lagi.

Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kudengar suaramu memuji, Aku akan merekam setiap kata dan tindakan dan memutarnya lagi sepanjang sisa hariku.

Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya, aku akan meluangkan waktu ekstra satu atau dua menit, untuk berhenti dan mengatakan “Aku mencintaimu” dan bukannya menganggap kau sudah tahu.

Jadi untuk berjaga-jaga seandainya esok tak pernah datang dan hanya hari inilah yang kupunya,  Aku ingin mengatakan betapa aku sangat mencintaimu dan kuharap kita takkan pernah lupa.

Esok tak dijanjikan kepada siapa pun, baik tua maupun muda. Dan hari ini mungkin kesempatan terakhirmu untuk memeluk erat orang tersayangmu.


Jadi, bila kau sedang menantikan esok, mengapa tidak melakukannya sekarang?

Karena bila esok tak pernah datang, kau pasti akan menyesali hari.

Saat kau tidak meluangkan waktu untuk memberikan sebuah senyuman, pelukan atau ciuman. Dan saat kau terlalu sibuk untuk memberi seorang yang ternyata merupakan permintaan terakhir mereka.

Jadi, dekap erat orang-orang tersayangmu hari ini dan bisikkan di telinga mereka, bahwa kau sangat mencintai mereka dan kau akan selalu menyayangi mereka.

Luangkan waktu untuk mengatakan “Aku menyesal”, “Maafkan aku”, Terima kasih”, atau “aku tidak apa-apa”. Dan bila esok tak pernah datang, kau takkan menyesali hari ini.



Please Like and Share

Cintailah Anakmu untuk Selamanya

Maret 31, 2017 Add Comment
Pada saatnya anak-anak akan pergi, meninggalkan kita, sepi...
Mereka bertebaran di muka bumi utk melaksanakan tugas hidupnya; berpencar, berjauhan.
Sebagian di antara mereka mungkin ada yg memilih utk berkarya & tinggal di dekat kita agar berkhidmat kepada kita.
Mereka merelakan terlepasnya sebagian kesempatan utk meraih dunia krn ingin meraih kemuliaan akhirat dgn menemani & melayani kita.
Tetapi pada saatnya, kitapun akan pergi meninggalkan mereka.
Entah kapan.
Pergi dan tak pernah kembali lagi ke dunia ini....
Sebagian di antara kematian adalah perpisahan yg sesungguhnya; berpisah & tak pernah lagi berkumpul dlm kemesraan penuh cinta.
Orangtua & anak hanya berjumpa di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala, saling menjadi musuh satu sama lain, saling menjatuhkan.
Anak-anak yang terjungkal ke dlm neraka itu tak mau menerima dirinya tercampakkan shg menuntut tanggung-jawab orangtua yg tlh mengabaikan kewajibannya mengajarkan agama.
Adakah itu termasuk kita?
Alangkah besar kerugian di hari itu jika anak & ortu saling menuntut di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala.
Inilah hari ketika kita tak dapat membela pengacara & para pengacara tak dapat membela diri mereka sendiri.
Lalu apakah yg sudah kita persiapkan untuk mengantarkan anak-anak pulang ke kampung akhirat?
Dan dunia ini adalah ladangnya
Sebagian di antara kematian itu adalah perpisahan sesaat; amat panjang masa itu kita rasakan di dunia, tapi amat pendek bagi yang mati.
Mereka berpisah untuk kemudian dikumpulkan kembali oleh Allah Jalla wa 'Ala. Tingkatan amal mereka boleh jadi tak sebanding.
Tapi Allah Ta'ala saling susulkan di antara mereka kpd yg amalnya lebih tinggi.
Allah Ta'ala berfirman:
"والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيء كل امرئ بما كسب رهين"
"Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya."
(QS. Ath-Thuur, 52: 21).
Diam-diam bertanya, adakah kita termasuk yang demikian ini?
Saling disusulkan kepada yang amalnya lebih tinggi. Termasuk kitakah?
Adakah kita benar-benar mencintai anak kita?
Kita usap anak-anak kita saat mereka sakit.
Kita tangisi mereka saat terluka.
Tapi adakah kita juga khawatiri nasib mereka di akhirat?
Kita bersibuk menyiapkan masa depan mereka.
Bila perlu sampai letih badan kita.
Tapi adakah kita berlaku sama untuk "masa depan" mereka yang sesungguhnya di kampung akhirat?
Tengoklah sejenak anakmu. Tataplah wajahnya. Adakah engkau relakan wajahnya tersulut api nereka hingga melepuh kulitnya?
Ingatlah sejenak ketika engkau merasa risau melihat mereka bertengkar dengan saudaranya.
Adakah engkau bayangkan ia bertengkar denganmu di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala karena lalai menanamkan tauhid dalam dirinya?
Ada hari yang pasti ketika tak ada pilihan untuk kembali.
Adakah ketika itu kita saling disusulkan ke dalam surga atau saling bertikai?
Maka, cintai anakmu untuk selamanya!
Bukan hanya untuk hidupnya di dunia.
Cintai mereka sepenuh hati untuk suatu masa ketika tak ada sedikit pun pertolongan yang dapat kita harap kecuali pertolongan Allah Ta'ala.
Cintai mereka dengan pengharapan agar tak sekedar bersama saat dunia, lebih dari itu dapat berkumpul bersama di surga.
Cintai mereka seraya berusaha mengantarkan mereka meraih kejayaan, bukan hanya untuk kariernya di dunia yang sesaat. Lebih dari itu untuk kejayaannya di masa yang jauh lebih panjang. Masa yang tak bertepi.
Penulis: Mohammad Fauzil Adhim

Jangan Membanggakan diri

Maret 29, 2017 Add Comment
Jikalau kita melihat sebuah bangunan gedung yang tinggi menjulang nan kokoh, maka mestilah kita bisa memetik hikmah darinya. Ternyata gedung itu bisa berdiri kuat dan indah karena masing-masing bahannya tidak saling ingin menonjolkan diri, tidak saling ingin selalu terlihat. Sehingga bangunan gedung itu bisa kokoh berdiri dan berfungsi secara optimal.

Bayangkan jika setiap bahan dari bangunan itu saling ingin menonjolkan dirinya, saling menampilkan dirinya, mungkin paku, pasir, beton, besi, semen, batubata dan bahan lainnya akan terlihat dari luar dan menjadikan bangunan itu tampak tidak indah. Bahkan juga tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Saudaraku, demikianlah kita selaku kaum muslimin. Ada banyak sekali kelompok di tengah umat Islam. Ada banyak sekali orang, tokoh, sosok di dalam umat Islam yang mana masing-masing memiliki kemampuan dan kegemaran yang berbeda-beda. Dan, jikalau kita ingin umat Islam ini kokoh, kuat, kompak, dan harmoni maka kuncinya adalah tak perlu ingin saling menonjolkan diri. Tak perlu ingin saling terlihat lebih hebat daripada kelompok atau sesama orang Islam lainnya. Karena kita ini adalah umat yang satu, marilah kita jalankan peran kita masing-masing sebaik mungkin sebagai bentuk amal sholeh kita.

Setiap orang atau kelompok ada kapling dan porsinya masing-masing. Jika umat ini punya kebersamaan dengan satu tujuan, maka tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya. Setiap orang memiliki kesempatan amal sholeh yang sama, memiliki jasa dan kemuliaan yang sama. Tiada pemimpin jika tak ada yang dipimpin. Tiada imam jika tanpa makmum.

Rosululloh Saw. bersabda, “Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (HR. Muslim)

Adapun yang penting untuk kita tonjolkan adalah ukhuwahnya, persaudaraan sesama muslimnya, kerjasamanya dalam membangun bangsa dan umat, serta akhlak mulianya. Dengan demikian dakwah kita akan sangat terasa, umat ini akan kuat dan hidup terhormat karena kesholehannya, menjadi rahmat bagi semua orang dan seluruh makhluk. Insyaa Alloh!

Ciri-ciri Orang Supel

Maret 22, 2017 Add Comment
Siapa yang tidak suka dengan orang yang supel? Mereka terlihat ramah, murah senyum, aktif, komunikatif sehingga tidak akan membuat kita merasa kikuk karena hampir tidak ada topik yang tidak dapat dibahas dengan mereka. Kepribadian yang luwes dan supel adalah kepribadian yang mudah beradaptasi, yang mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan, mudah membuat teman, bisa menyesuaikan diri hampir dalam setiap lingkungan dan yang paling disukai adalah mereka dapat tertawa apabila Anda tertawa, menangis manakala Anda menangis.

Tapi apabila kepribadian yang luwes dan supel ini harus memutuskan sesuatu, maka dia akan berada di persimpangan jalan. Dia akan menengok ke kiri dan ke kanan dulu, tapi akhirnya dia tetap tidak dapat memutuskan sendiri. Mungkin dia harus mendengarkan pendapat dari kepribadian yang dominan, atau berargumen dengan kepribadian yang ambisius. Dia sering merasa bimbang. Keputusan-keputusan, apabila dia harus memilih keputusan mana yang akan diambilnya, adalah penderitaan baginya.

A. Dorongan untuk Beradaptasi
Kepribadian ini ingin menyambut serta menyertai segala apa yang ditawarkan oleh masyarakat sekelilingnya. Inilah yang kita maksudkan dengan dorongan untuk beradaptasi. Kepribadian ini mudah dan menyenangkan untuk diajak bergaul. Unsur yang penting untuk memahami kepribadian ini adalah: mereka peka terhadap pikiran, sikap, perasaan dan kelakuan setiap orang yang ada dalam lingkungan sekitarnya, dan ikut ambil bagian di dalamnya. Dia juga orang yang penuh rasa percaya diri dan biasanya memiliki selera humor yang tinggi

B. Pendengar yang Baik
Orang yang memiliki kepribadian yang mudah beradaptasi pada dasarnya penuh rasa ingin tahu. Dalam pergaulan sosial atau pekerjaan, dia merupakan pendengar yang baik yang memberikan perhatian serius dan tajam kepada keseluruhan pembicaraan, merekam pendapat yang berbeda-beda dan sikap yang berlainan. Dia tidak suka menginterupsi atau menyela dengan pandangan yang menentang. Dan yang paling penting, orang yang memiliki kepribadian ini benar-benar dapat menghargai nilai-nilai yang tampaknya saling bertentangan. Jadi, dia akan coba mendamaikan apa yang tidak dapat didamaikan.

C. Ekpresi Wajah
Orang dengan kepribadian mudah beradaptasiasi ini mudah tersenyum di tengah kesedihan. Bukan berarti sebuah ejekan atau cemoohan atas kedukaan. Akan tetapi, baginya kesedihan itu sifatnya hanya sementara dan setelah itu kembali pada keadaan semula. Dia menanggapi masalah dengan penuh senyum dan tawa riang. Apabila dia merasa dikecewakan oleh orang lain, dia tidak serta merta menunjukkan ekspresi wajah marah atau kekecewaan yang berlebihan. Tetapi, dia bisa meredamnya sedemikian rupa, dan dia masih bisa tersenyum luwes meski dihatinya merasa jengkel. Ini dilakukan agar orang lain tidak melihat dirinya sedih.

D. Kelemahan dan Krisis
Sikap luwes bisa jadi berbahaya bila sudah dalam taraf ketidaktentuan. Memburu demikian banyak perhatian dan demikian banyak hal yang menggairahkan dapat membawa kepada kebimbangan. Dia dapat menunggu kesempatan yang baik, sampai akhirnya kesempatan yang ada itu lenyap sama sekali.

E. Tumbuh dengan Mudah Beradaptasi
Seorang anak yang tumbuh dengan kepribadian yang mudah beradaptasi biasanya dilukiskan oleh para orang tua dan guru sebagai anak yang pendiam dan menyenangkan, yang bersedia menerima bimbingan dan koreksi. Sejak kecil, anak itu sudah menyadari keadaan lingkungannya, dan tanggap terhadap hal-hal yang terjadi dalam lingkungannya. Anak itu juga cepat berbicara.

F. Pemberontakann Masa Remaja
Menginjak masa remaja, jiwanya penuh gelora. Remaja dengan kepribadian ini bisa jadi pemberontak. Hal ini bisa terjadi apabila dia berada di lingkungan yang tidak baik. Mengingat keluwesan sikap dan kepribadiannya, maka kemungkinan untuk terpengaruh oleh lingkungannya itu semakin besar. Namun, pemberontakan oleh pribadi seperti ini, tidaklah terlalu hebat. Pemberontakan itu akan berakhir ketika dia mendapatkan teguran yang keras dari kedua orangtuanya, terutama dari sang ibu.

G. Kerja dan Karir
Dia akan tekun, bertanggung jawab, efisien dengan apapun yang dikerjakannya, menyesuaikan diri pada nada dan suasana dari lingkungan kerja di mana dia bekerja. Kepribadian yang mudah beradaptasi cocok menjadi seorang salesman yang cakap, negosiator kontrak yang pintar, actor, komentator berita, moderator, guru, politikus, atau pekerja sosial yang handal.

H. Alternatif dan Pilihan
-. Sekali Anda mengambil keputusan, laksanakan.
-. Dengarkanlah pujian dan sanjungan yang diberikan orang lain. Jangan mengecilkan artinya dengan menganggapnya sebagai lelucon saja.
-. Hentikan memandang diri sendiri sebagai orang yang diabaikan dan mementingkan diri. Mulailah menjadikan diri Anda lebih bisa memutuskan dan tegas.
-. Berdirilah di atas pendirian Anda sendiri. Sadarilah apa yang Anda kehendaki.
-. Orang-orang tidak akan melarikan diri dari Anda hanya karena Anda mengemukakan pendapat Anda sendiri dan standar-standar Anda sendiri.


Bersosialisasi penting dilakukan setiap orang. Karena, pada dasarnya kita adalah mahkluk sosial yang selalu bergantung pada orang lain dan tidak dapat hidup sendiri. Akan tetapi bersosialisasi juga gampang-gampang susah. Ketika kita kesulitan membuat orang menyukai kepribadian kita, maka akan timbul kesulitan bersosialisasi.

Agar Anda tidak mengalami masalah bersosialisasi di lingkungan sekitar, cobalah lakukan 13 cara ini agar Anda dapat diterima oleh orang-orang di sekitar Anda:

1. Rendah hati
Rendah hati dan tidak sombong. Siapa sih yang suka bergaul dengan orang sombong? Biarkan orang menilai diri Anda apa adanya tanpa perlu mengumbar kehebatan atau kelebihan yang Anda miliki.

2. Suka menolong
Dalam bersosialisasi, kita juga hidup untuk saling tolong-menolong. Setiap orang tentu akan merasa terbantu jika tertolong saat sedang membutuhkan. Jadilah penolong bagi orang-orang di sekitar Anda.

3. Suka memberi
Suka memberi atau ringan tangan juga adalah sikap yang disukai banyak orang. Jangan pelit, jadilah orang yang selalu ingin berbagi berkat pada orang lain.

4. Bijaksana
Menjadi bijaksana dalam menilai atau memutuskan sesuatu sangatlah penting. Jangan menjadi orang yang plin-plan dan tidak jelas dalam mengambil keputusan. Bijaksanalah dalam bertindak.

5. Sopan dan santun
Tata krama sopan dan santun masih sangat dijunjung tinggi dalam budaya kita. Dengan selalu terapkan hal ini dalam bersosialisasi di mana pun Anda berada, maka orang lain akan lebih menghargai Anda.

6. Tidak mudah marah
Mudah terpancing emosi adalah ciri orang yang belum dewasa. Untuk itu, jangan menjadi orang yang mudah marah. Cermati dengan kepala dingin masalah yang Anda alami tanpa marah-marah. Hal ini dapat lebih memudahkan Anda dalam menyikapi dan menyelesaikan masalah.

7. Tidak suka bergosip
Menceritai kebiasaan orang lain atau sibuk mengurusi urusan orang lain adalah kebiasaan yang tidak menguntungkan. Jangan suka bergosip jika ingin disukai orang banyak.

8. 'Nyambung' saat diajak berbicara
Salah satu yang membuat kita mudah disukai orang dan mudah menjadi akrab adalah ketika kita dapat 'nyambung' saat diajak berbicara tentang topik apapun.

9. Pintar
Ada daya tarik tersendiri dari seorang yang pintar. Tentu orang akan suka bergaul ketika kita pintar dan bukan sok pintar.

10. Jujur
Tidak ada orang yang menyukai seorang munafik yang suka mengumbar kebohongan. Sebaiknya Anda selalu berbicara dan bersikaplah jujur dalam bertindak.

11. Dapat menyimpan rahasia
Sangat sulit mencari teman yang dapat dipercaya. Tetapi ketika Anda dapat menjadi orang yang bisa menyimpan rahasia dan dapat dipercaya, pasti orang akan menyukai dan mempercayai Anda.

12. Tidak suka menghakimi
Banyak orang tanpa sadar sering melakukan hal ini. Niat ingin peduli justru terlihat menghakimi atau terdengar mengurusi urusan orang lain. Orang akan risih dan terganggu bahkan bisa membenci Anda akan sikap ini.

13. Sabar
Semua orang tentu suka bergaul dengan orang yang sabar. Tentu, bersabarlah seperlunya agar kesabaran Anda tidak dimanfaatkan orang yang ingin mencari keuntungan.

Kisah Sepasang Suami Istri

Maret 04, 2017 Add Comment
Di sebuah rumah mewah yang terletak di pinggiran sebuah kota, hiduplah sepasang suami istri. Dari sekilas orang yang memandang, mereka adalah pasangan yang sangat harmonis. Para tetangganya pun tahu bagaimana usaha mereka dalam meraih kehidupan mapan seperti saat ini. Sayang, pasangan itu belum lengkap. Dalam kurun waktu sepuluh tahun pernikahan, pasangan itu belum juga dikaruniai seorang anak yang mereka damba-dambakan.

Karenanya walaupun masih saling mencinta, si suami berkeinginan menceraikan istrinya karena dianggap tak mampu memberikan keturunan sebagai penerus generasinya. Setelah melalui perdebatan sengit, dengan sedih dan duka yang mendalam, si istri akhirnya menyerah pada keputusan suaminya untuk tetap bercerai.

Dengan perasaan tidak menentu, suami istri itu menyampaikan rencana perceraian kepada orangtua mereka. Meskipun orangtua mereka tidak setuju, tapi tampaknya keputusan bulat sudah diambil si suami. Setelah berbincang-bincang cukup lama dan alot, kedua orangtua pasangan itu dengan berat hati menyetujui perceraian tersebut. Tetapi, mereka mengajukan syarat, yakni agar perceraian pasangan suami istri itu diselenggarakan dalam sebuah sebuah pesta yang sama besarnya seperti pesta saat mereka menikah dulu.

Agar tidak mengecewakan kedua orangtuanya, maka persyaratan mengadakan pesta perceraian itu pun disetujui. Beberapa hari kemudian, pesta diselenggarakan. Sungguh, itu merupakan pesta yang tidak membahagiakan bagi siapa saja yang hadir dalam pesta itu. Si suami tampak tertekan dan terus meminum arak sampai mabuk dan sempoyongan. Sementara sang istri tampak terus melamun dan sesekali mengusap air matanya di pipinya. Di sela mabuknya si suami berkata lantang, “Istriku, saat kau pergi nanti. semua barang berharga atau apapun yang kamu suka dan kamu sayangi, ambillah dan bawalah!!“ Setelah berkata seperti itu, tak lama kemudian ia semakin mabuk dan akhirnya menjadi tak sadarkan diri.

Keesokan harinya, setelah pesta usai, si suami terbangun dari tidur dengan kepala berdenyut-denyut. Dia merasa tidak mengenali keadaan di sekelilingnya selain sosok yang sudah dikenalnya bertahun-tahun, yaitu sang istri yang ia cintai. Maka, dia pun bertanya “Ada dimanakah aku? Kenapa ini bukan di kamar kita? Apakah aku masih mabuk dan bermimpi?”

Si istri menatap penuh cinta pada suaminya dengan mata berkaca-kaca dan menjawab, “Suamiku, ini di rumah orangtuaku. Kemarin kau bilang di depan semua orang, bahwa aku boleh membawa apa saja yang aku mau dan aku sayangi. Di dunia ini tidak ada satu barang yang berharga dan aku cintai dengan sepenuh hati selain kamu. Karena itu kamu sekarang kubawa serta ke rumah orangtuaku. Ingat, kamu sudah berjanji dalam pesta itu.”

Dengan perasaan terkejut setelah sesaat tersadar, si suami bangun dan memeluk istrinya, “Maafkan aku Istriku, aku sungguh bodoh dan tidak menyadari bahwa dalamnya cintamu padaku. Walaupun aku telah menyakitimu, dan berniat menceraikanmu, tetapi engkau masih mau membawa serta diriku bersamamu dalam keadaan apapun“. Akhirnya kedua suami istri ini ini berpelukan dan saling bertangisan. Mereka akhirnya mengikat janji akan tetap saling mencintai, hingga ajal memisahkan.

Moral cerita:
Saat sebuah pernikahan dimulai, bukanlah hanya bertujuan menghasilkan keturunan, meski diakui mendapatkan buah hati adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Tapi sebenarnya masih banyak hal lain yang juga perlu diselami dalam hidup berumah tangga.

Untuk itu rasanya kita perlu menyegarkan kembali tujuan kita dalam menikah, yaitu peneguhan janji sepasang suami istri untuk saling mencintai, saling menjaga baik dalam keadaan suka dan duka. Melalui kesadaran tersebut, apapun kondisi rumah tangga yang kita jalani akan menemukan suatu solusi. Sebab proses menemukan solusi dengan berlandaskan kasih sayang ketika menghadapi sebuah masalah, sebenarnya merupakan salah satu kunci keharmonisan rumah tangga. Harta dalam rumah tangga bukanlah terletak dari banyaknya tumpukan materi dan harta yang dimiliki suatu keluarga, namun dari rasa kasih sayang dan cinta pasangan suami istri yang ada dalam keluarga tersebut.

Sumber: Penulis: Hareem Musasi

12 Cara Jadi Orang Baik

Februari 22, 2017 Add Comment
Orang baik itu sulit dilakukan? Jawabannya ternyata, Tidak. Berbuat baik itu mudah, apalagi jika kita menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan kita

Ada 12 Cara Jadi untuk menjadi Orang Baik. Berikut diantaranya:

1. Lebih Pandai Identifikasi Benar dan Salah
Mengetahui benar dan salah adalah suatu hal utama yang harus diketahui dan diusahakan agar diri kita menjadi orang lebih baik dan berakhlak.
Mengapa ini penting ?
Pasti kita tau bahwa tidak mungkin orang yang benar akan merasa takut ketika dituduh dan orang salah akan berani menentang. Dari hal itu bisa diambil pelajaran bahwa kita harus berusaha selalu menjadi orang yang baik dalam artian jujur melakukan semua hal dengan benar dan memperbaiki segala kesalahan menjadi lebih baik supaya kita tidak takut karena kita benar.
Selain itu ingat bahwa orang yang berjalan pada kebenaran akan selalu mendapat berkah dan orang yang berjalan pada kesalahan akan mendapat ketidaktenangan dan kegelisahan dihatinya.

2. Menjadi Lebih Optimis dan Berfikir Positif
Usaha untuk selalu optimis dan berpikir positif meskipun menghadai situasi buruk adalah suatu hal yang harus dilakukan. Jika kita berpikir positif maka kita akan merasa tenang, dan jika tidak bisa tenang setidaknya kita bisa berfikir dengan tanpa tergesa-gesa mengenai bagaimana cara untuk keluar dari situasi yang buruk.
Memiliki pikiran positif akan memberikan perubahan terhadap pola kehidupan kita. Masalah akan lebih mudah untuk dipecahkan, dan ini membantu kita menghadapi tantangan yang lebih hebat dalam hidup. Sehingga karena hal itu otomatis akhlak kita akan bisa berubah menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu.

3. Berusaha Untuk Berempati
Berusaha untuk menempatkan diri pada posisi orang lain perlu untuk dilakukan sebab hal itu akan membantu kita dalam memahami orang yang lebih baik dan dengan sendirinya tentu akan membuat diri kita menjadi ikut lebih baik.
Berempati selalu membuat hubungan antar sesama menjadi lebih baik, bukan hanya itu melainkan rasa peduli juga akan membuat akhlak kita menjadi lebih baik karena bila kita berhasil dalam memahami perasaan orang lain dan tidak bersikap egois, jelas hati akan tersentuh dan akhirnya muncul efek baik dari hal tersebut.

4. Tidak Pernah Pandang Bulu
Perilaku pilih-pilih dalam hal berteman harus segera dituntaskan. Pandang bulu hanya akan membuat kita menjadi tidak dapat teman. Kita tidak boleh membedakan antara satu dan yang lainnya, karena semuanya diciptakan oleh Allah dalam keadaan sama dan tiada perbedaan. Perbedaan manusia hanyalah karena orangnya sendiri, karena ilmu dan pengetahuanlah orang menjadi berbeda-beda.
Kita harus menuntut ilmu dan pengetahuan sebanyak mungkin agar harga diri kita bisa terangkat baik didunia dan di akhirat. Tapi kita tidak boleh lupa untuk selalu menghargai dan tidak pilih-pilih teman agar jiwa kita tidak menjadi orang yang sombong.
Mari belajar untuk memberikan perlakuan yang sama kepada semua orang. Bisa memposisikan semua orang sama dalam hal pergaulan merupakan pokok penting yang harus kita lakukan untuk menjadi orang yang baik.
Orang-orang yang memiliki kualitas seperti ini kebanyakan akan menjadi orang yang dihargai di semua tempat dan memiliki sifat yang baik.

5. Jaga Perkataan
Jika berbicara lakukan dengan hati¬-hati dan sebelum bicara pertimbangkan dulu apakah perkataan itu baik diomongkan atau tidak, dan jika tidak baik maka lebih baik diam, karena semua kata¬-kata yang telah diucapkan tidak akan dapat ditarik kembali.
Jika kita berbicara dalam cara yang kasar, bisa-bisa melukai orang lain dan akan membuat perilaku yang tidak baik bagi kita. Oleh karena itu mari selalu mencoba untuk menjadi lembut disetiap berbicara. Manfaatnya tanpa kita sadar selain akan membuat diri kita menjadi orang yang berakhlak dan berbudi pekerti baik kita juga akan disukai banyak orang.

6. Selalu Menghormati Orang Lain
Semua orang butuh sebuah penghargaan. Bila kita ingin dihormati maka kita harus menghormati terlebih dahulu orang disekitar kita. Dengan memberi penghormatan sikap atau perilaku kepada orang lain tidak akan mengurangi kehormatan kita melainkan jauh akan lebih membuat diri kita menjadi lebih baik.

7. Selalu Memaafkan Dan Minta Maaf
Hidup ini tidak kekal dan hidup ini terlalu singkat untuk menyimpan dendam, maka mari kita lepaskan kemarahan dengan melakukan hal positif serta memaafkan orang yang membuat sebuah kesalahan kepada kita.
Sesuai fakta dan kenyataan, bila kita melakukan hal ini maka tanpa disuruh nanti dengan sendirinya kita akan tumbuh menjadi orang yang lebih baik dan menjadi orang berakhlak mulia.
Meminta maaf kepada orang lain bila kita mempunyai masalah kepadanya tentu juga tidak akan mengurangi harga diri kita sebagai seorang manusia yang baik, tapi akan membuat kita menjadi terbebas dari masalah serta citra dan akhlak kita akan menjadi lebih baik. Dengan kita meminta maaf pada orang yang telah kita buat marah dan sebagainya maka dengan itu akhlak akan terbawa menjadi lebih baik dengan sendirinya.

8. Jaga Pergaulan
Pergaulan sangat menentukan akhlak serta kepribadian seseorang, sehingga dalam bergaul kita boleh memilih setiap orang dan jadikan semua orang sebagai kawan tetapi kita harus bisa memilah perilaku yang baik untuk dicontoh. Kita tidak boleh ikut terjerumus dalam lubang yang gelap bila teman kita termasuk orang yang berakhlak kurang baik.
Lebih baik selalu dekati teman yang berperilaku baik dan berakhlak baik dengan tanpa menjauhi teman yang memiliki akhlak kurang baik agar teman kita menjadi banyak. Kita harus memiliki teman baik dan kurang baik secara imbang. Manfaatnya supaya kita bisa mendapat pengaruh baik dari teman yang baik dan memilah perilaku jelek dari kawan yang perilakunya kurang baik.

9. Tidak Mengulangi Kesalahan
Bila kita ingin menjadi orang yang lebih baik lagi, maka kita harus belajar untuk mengidentifikasi kesalahan¬-kesalahan untuk dijadikan pedoman agar kita tidak terjerumus pada lubang kesalahan untuk yang kedua kalinya.

10. Cari Hal Yang Disuka Orang Lain
Mencari suatu hal yang disuka orang lain itu penting. Hl ini dilakukan supaya kita bisa meminimalisir dalam melakukan suatu hal yang dibenci orang terdekat kita. Bila kita meminimalisir serta memilah kebaikan dan hal yang disuka orang maka cenderung kita akan mudah untuk melakukan hal yang baik serta hal itu pula akan disukai orang lain dan nanti akhlak kita dengan sendirinya akan menjadi lebih baik.

11. Berusahalah Menjadi Orang Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain
Pahami kelebihan kemudian berusahalah untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain dan jangan pernah menyerah, selalu bantu orang yang membutuhkan pertolongan itu wajib. Karena dari melakukan kebaikan sekecil apapun itu kita akan menjadi lebih baik.

12. Mendekatkan Diri
Sesudah kita berusaha maka kita harus berdoa meminta kepada Allah agar akhlak dan pribadi kita dirubah menjadi lebih baik dan dijauhkan dari hal yang jelek. Dengan ridhonya, segala hal yang kita inginkan termasuk menjadi orang yang lebih baik akan semakin mudah tercapai.
Menjadi pribadi yang baik tentu harus jujur dalam setiap berbicara atau melakukan sesuatu walau kepada diri sendiri dan orang lain, bila berminat,

Demikian mengenai cara menjadi orang yang lebih baik dan berakhlak. Saya berharap semoga pembaca memaklumi bila saja menjumpai kesalahan baik dari segi tutur kata atau bahasa karena saya juga hanyalah manusia biasa yang tidak jauh dari kesalahan.
Itulah kurang lebih cara-cara sederhana menjadi orang yang berakhlaq baik.
Mulai sekarang, kita praktikin yuk?

Dengan membagikan artikel ini  anda berusaha mengajak orang lain untuk berbuat baik dan salah satu cara menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Please share...


Baca juga:
Nikmat Allah mana lagi yang kita dustakan
Tips hidup tenang dan damai
Tak perlu sebuah penyesalan

Renungan, Suamimu Milik Ibunya

Februari 20, 2017 Add Comment
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nissa 34)
Semoga kisah ini bisa menjadi renungan buat para istri-istri
Alkisah, pada suatu hari pagi-pagi sekali, Sarah mengetuk pintu rumah ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya.
Dari matanya yang sembab dan merah, ibunya sudah tahu kalau Sarah
pasti habis bertengkar lagi dengan suaminya.
Meski heran, karena biasanya Sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan suaminya. Ayah Sarah yang juga keheranan, segera menghampiri Sarah dan menanyakan masalahnya.
Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya dengan suaminya tadi malam.
Sarah kecewa karena suaminya telah membohongi Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening suaminya terjatuh didalam mobil.
Sarah baru tahu, kalau suaminya selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang sama. Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah terima pun sejumlah uang yang sama.
Berarti sudah  setahun lebih, suaminya membagi uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada wanita lain??
Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah.
"Sarah..., Yang pertama, langkahmu datang ke rumah ayah sudah dilaknat Allah dan para MalaikatNya, karena seorang istri meninggalkan rumah tanpa seizin suamimu"
Kalimat ayah sontak membuat Sarah kebingungan. Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari ayahnya.
"Yang kedua, mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya. Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu. Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga. Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh". Lanjut ayahnya.
"Sarah.., suamimu menelpon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk seorang wanita. Suamimu tidak menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama. Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan suamimu, maka hanya kamulah wanita yang memilikinya".
"Suamimu meminta maaf kepada ayah karena ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu.
Ayah mengerti karena ayah pun sudah mengenal watakmu" mata ayah mulai berkaca-kaca.
"Sarah..., kamu harus tahu, setelah kamu menikah maka yang wajib kamu taati adalah suamimu. Jika suamimu ridho pdmu, maka Allah pun Ridho. Sedangkan suamimu, ia wajib taat kepada ibunya. Begitulah Allah mengatur laki-laki untuk taat kepada ibunya. Jangan sampai kamu menjadi
penghalang bakti suamimu kepada ibundanya".
"Suamimu, dan harta suamimu adalah milik ibunya".
Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya.
Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan. Kemudian ia membesarkannya hingga dewasa hingga anak laki-lakinya menikah, ia melepasnya begitu saja.
Kemudian anak laki-laki itu akan sibuk dengan kehidupan barunya. Bekerja untuk keluarga barunya. Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya.
Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali berjumpa dengan ibunya. Sebulan sekali, atau bahkan hanya setahun sekali.
"Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan ibu mertuamu.
Kenapa?
Karena rumahnya kecil dan sempit?
Sehingga kamu merajuk kepada suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana. Anak-anakmu pun tidak akan betah disana.
Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali".
"Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur di sana.
Bagaimana dengan ibu mertuamu yang dibiarkan saja untuk tinggal disana?"
"Uang itu diberikan untuk ibunya.
Suamimu ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan.
Dari uang itu ibu suamimu hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin dibagikan ke anak-anak yatim dan orang-orang tidak mampu di kampungnya. Bahkan masih cukup untuk menggaji seorang guru ngaji di kampung itu" lanjut ayah.
Sarah membatin dalam hatinya, uang yang diberikan suaminya sering dikeluhkannya kurang. Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah.
Sarah juga sangat menjaga penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya di spa. Berjalan-jalan setiap minggu di mall. Juga berkumpul sesekali dengan teman-temannya di restoran.
Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang tukang gorengan.
Tukang gorengan yang berhasil, Menjadikan suaminya seorang sarjana, mendapatkan pekerjaan yang di idam-idamkan banyak orang. Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.
"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis sarah meledak.
Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk di samping Sarah segera memeluk Sarah.
"Sarah..., kembalilah ke rumah suamimu. Ia orang baik nak..., Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya..., Bantu suamimu menggapai surganya, dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga".
Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.
Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia menahan tangisnya.
Bathinnya sakit, menyesali sikapnya.
Sarahpun pulang menghadap suaminya dan sambil menangis memohon maaf kepada suaminya atas prasangka yg salah selama ini.
Di lain hari, sarahpun mengikuti suaminya bersilaturahmi kepada ibu kandung suaminya alias mertua dirinya.
Suaminya meneteskan air mata menatap istrinya yg di tangan istrinya tertenteng 4 liter minyak goreng untuk mertuanya.
Tetesan air mata suami bukan masalah jumlah liternya
tapi karena perubahan istrinya yg senang dan nampak ihlas hendak datang kpd orang tuanya alias mertua istrinya.
Seterusnya Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya.
Sesekali waktu, Sarah bukan mengajak suaminya ke Mall tapi minta anjangsana ke rumah mertuanya dan juga orang tuanya.
Subhanallah....
Kirimkan Kisah ini ke semua sahabat Anda, siapa tahu ada orang yang mau mencoba dan mengambil manfaat dari kisah ini, sehingga anda pun akan mendapatkan pahala.
Insya Allah...
Semoga para istri tetap mendukung suaminya tuk berbakti pada ibunya.
Semoga Alloh meridhoi kita aamiin.


Baca juga:

Bagaimana Peran orang tua dalam mendidik anak
Bagaimana Tabiat istri mempengaruhi suami dalam mencari nafkah
Nasehat dalam berumah tangga

Hidupku Bukanlah Hanya Diriku dan Milikku

Februari 17, 2017 Add Comment
Setiap hari aku terbangun dari lelapnya tidur dengan sebuah kehidupan baru, setiap saat dengan dada membusung aku katakan : “ini hidupku”, dan karenanya aku tidak ingin orang lain masuk dan mencampurinya, aku ingin bebas melakukan apa saja yang aku mau, aku ingin dapat melakukan apa saja yang aku suka, karena ini adalah hidupku sendiri, tanpa pernah menyadari kalau hidupku ternyata bukan hanya diriku dan milikku seorang sama sekali.
Hidupku adalah berhubungan erat dengan ibuku, karena dia telah mengandung, melahirkan dan menyusuiku, dia mengisi hatiku dengan cintanya, dan menampung air mataku dengan tangan sucinya, karena dia berjanji akan berjalan disampingku sampai akhir hayatnya.
Hidupku adalah berhubungan erat dengan ayahku, karena dia menjaga dan melindungiku sejak kanak-kanakku, dia membuatku bisa hidup dan berkembang, dengan pengorbanan dimana dia tidak bisa selalu berada di dekatku, tapi dia berjanji selalu ada untuk mengangkatku saat terjatuh.
Hidupku adalah berhubungan erat dengan saudara-saudariku, karena mereka mencintaiku seolah aku merupakan bagian dari diri mereka, menangis dan tertawa bersamaku.
Hidupku adalah berhubungan erat dengan istriku(suamiku), karena aku telah berjanji kepada Tuhan  bahwa aku akan bersamanya selama jantungku masih berdenyut,
karena untuk aku, dia telah meninggalkan dunianya jauh di belakang, hidup, bernafas, tersenyum, dan bersedih denganku.
Hidupku adalah berhubungan erat dengan anak-anakku, karena Tuhan pernah berbisik kepadaku : “Kutitipkan kepadamu dan buktikan cintamu kepada-Ku lewat keberadaan mereka”, karena anak-anakku selalu menungguku kepulanganku.
Hidupku adalah berhubungan erat dengan sahabat-sahabatku,
mereka yang menanyakan kabarku,
mereka yang tersenyum padaku,
mereka yang mau menampung bebanku,
mereka yang menepuk pundakku,
mereka yang memintaku berhenti melakukan perbuatan buruk,
mereka yang bahagia denganku,
mereka yang mentertawai kebodohanku,
mereka yang selalu mengharapkan kehadiranku,
mereka yang berjalan di sampingku,
mereka yang mengatakan aku mencintaimu dan menyayangimu,
karena kesedihanku akan menjadikan hari terasa suram bagi mereka,
dan kegembiraanku akan menjadi penambah semangat bagi mereka,
karena sakitku akan terasa sakit juga bagi mereka,
dan senyumku akan menjadi senyum mereka pula.
Betapa bodohnya bila dalam hidupku, aku menganggap hidupku hanya diriku dan milikku sendiri, padahal setiap detik hidupku adalah berhubungan erat dengan mereka yang mencintaiku dan menyayangiku, berhubungan erat dengan mereka yang menungguku, dan berhubungan erat dengan mereka yang pernah, sekarang dan akan selalu ada dalam hidupku.
Hidup ini begitu indah, maka buatlah menjadi lebih indah dengan melakukan segala sesuatu yang indah buat semua orang.

Kisah Sumur Angker

Februari 15, 2017 Add Comment
Di sebuah desa terdapat sebuah sumur yang dianggap angker oleh penduduk setempat. Sumur tersebut dianggap angker dikarenakan setiap kali ada penduduk desa yang ingin mengambil air, maka tali dan ember yang diulurkan ke dalam sumur selalu ditarik. Beberapa ember penduduk bahkan terlepas dari talinya. Ada yang bisa membuka simpul tali ember itu di dalam sumur sana. Sekian lama kejadian tersebut tidak diketahui penyebab dari kejadian aneh ini sehingga banyak penduduk desa menyimpulkan bahwa sumur itu dihuni oleh sesosok jin jahat yang suka mengganggu penduduk.

Karena air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi penduduk. Para tetua desa pun berkumpul mengadakan musyawarah. Melalui musyawarah tersebut diputuskan untuk menjawab teka teki sumur angker dan seseorang harus ada yang masuk ke dalam sumur tersebut. Tidak ada seorangpun dari penduduk desa yang berani untuk masuk kedalam sumur karena takut kecuali seorang pemuda. Ia bersedia tetapi dengan mengajukan satu syarat yaitu saudara kandungnya harus ikut memegang tali ketika ia masuk kedalam.

Orang2-orang bertanya "Kenapa syaratnya harus saudaramu, disinikan juga banyak pemuda-pemuda yang tegap lagi kuat, saudaramu itu kan tinggalnya jauh dari desa kita ini?"

Pemuda itu tak bergeming dengan syarat yang diajukannya.

Karena tidak ada orang lain yang berani masuk ke dalam sumur angker tersebut, merekapun akhirnya menjemput saudara kandung pemuda itu dari desa tempat tinggalnya. 

Dan akhirnya pada suatu pagi semua orang berkumpul di sekitar sumur angker itu. 

Terlihat pemuda pemberani itu sedang bersiap dengan mengikat tali pada tubuhnya. Setelah mengikat tubuhnya dengan tali si pemuda pun turun ke dalam sumur. Orang-orang beramai-ramai memegang tali termasuk disana saudara kandung si pemuda. 

Perlahan mereka menurunkan tubuh pemuda itu sehingga masuk ke dasar sumur. Suasana begitu mencekam. Semua menanti dengan hati berdebar . Di atas batu di dasar sumur, si pemuda menemukan seekor monyet, inilah sumber masalah nya selama ini, ia lalu membawa monyet itu bersamanya dan berkata : "tarik talinya!" ...
Dengan segera penduduk desa menarik tali pengikat tubuh si pemuda ... menjelang sampai ke permukaan sumur .. si monyet yang begitu senang melihat cahaya matahari terlepas dari pegangan pemuda ... memanjat sisa tali dan melompat keluar sumur .. dan .. karena kaget dengan sosok hewan ini .. dan rasa takut yang telah mencengkram hati ... penduduk desa berhamburan berlari melepas tali .. mereka mengira jin sudah merubah pemuda malang itu menjadi sesosok monyet ... 

semua lari kecuali saudara kandung pemuda itu ... ia tetap bertahan memegang tali dan dengan susah payah menarik tali menyelamatkan adiknya seorang diri .... fahamlah penduduk desa .. mengapa si pemuda begitu menginginkan kehadiran saudaranya . Tanpanya ... ia pasti sudah mati terhempas sebab mereka semua berlepas diri meninggalkannya ....

Firman ALLAH : سنشد عضدك بأخيك " kami akan menguatkanmu dengan saudaramu " .. ALLAH memilihkan saudaranya untuk menguatkan dakwam Musa as .. bukan yang lain ... di ayat lain firman NYA : وقالت لأخته قصيه " dan ibu Musa berkata kepada saudarinya : " ikutilah ia " ... saudari adalah pelindung dan pembela sejati ... tanpa pamrih ... Jangan terpedaya dengan banyaknya orang2 diselilingmu ... setelah orang tua ... orang yang paling dekat dan terpercaya adalah saudara2 mu ... shabah khaiir ...

Mengapa Kita Harus Membenci

Februari 13, 2017 Add Comment
Pada suatu hari, dengan bersungut-sungut Adi bercerita kepada ayahnya. “Ayah, temanku sungguh keterlaluan. Dia mempermalukanku di depan teman-teman. Aku sungguh marah dan benci. Temanku itu benar-benar menjengkelkan.”
Setelah mengetahui cerita lengkapnya, sang Ayah menasihati, “Sudahlah Di, ajak temanmu itu bicara baik-baik, agar tidak terjadi salah paham lagi. Jangan membenci tapi cobalah mengerti dan memaafkan dia.”
“Tidak bisa dong, Yah. Dia begitu jahat. Keenakan dia, kalau aku lantas memaafkan dia.” Dengan sengit Adi menyanggah nasihat ayahnya.
“Ya sudah, sekarang tidur deh. Besok ada yang harus kita kerjakan.”
Pagi hari, ayah sudah menyiapkan sekantong penuh batu. “Adi. Anggap batu-batu ini sebagai temanmu. Pusatkan kebencianmu pada kepalan tanganmu. Tinju sekeras dan sebanyak mungkin  kantung batu ini.” Adi pun bersiap-siap. Akan tetapi, hanya tiga kali pukulan, dia merasa kesakitan.
“Aduuh….sakit,” teriak Adi sambil mengusap dan meniup kepalan tangannya yang mulai memar dan lecet.
“Kalau kantung berisi batu-batu ini sama dengan teman yang kamu benci, apa dia merasa sakit seperti kamu sekarang?”
“Ya enggak lah..,” jawab Adi cepat.
“Sama seperti yang terjadi padamu. Kebencianmu hanya menyakiti hatimu sendiri. Karena kalau teman itu kamu pukul pun, dia hanya sakit secara fisik. Itu akan cepat disembuhkan. Sedangkan kebencian dalam hatimu tidak akan berkurang, malah semakin besar menguasai hatimu! Sungguh menderita, orang yang hati dan pikirannya dipenuhi dengan kebencian.”
Adi tertegun mendengar nasihat ayahnya. Ia menunduk dengan penuh penyesalan. Adi berjanji, mulai saat itu, jika hendak membenci seseorang karena sebuah perbuatan, ia akan memilih untuk membicarakan baik-baik agar persoalan bisa selesai dengan baik.
Dear Readers,
Kebencian adalah sumber penderitaan, ketidakbahagiaan, dan penyakit mental bagi siapa saja yang memeliharanya. Sebab, banyak hal yang justru makin tidak mengenakkan kita jika membiarkan rasa benci itu berlarut-larut. Susah tidur, makan tak enak, emosi yang terus meluap, membuat segalanya jadi terasa tak nyaman. Sungguh, sebuah sikap yang justru akan merugikan kita sendiri.
Saat kita membenci, sesungguhnya orang yang kita benci tidak merasakan apa pun. Tetapi kebencian itu telah mampu menggerogoti kebahagiaan dan kedamaian kita. Memang, bisa jadi, orang tersebut merasa jika kita membencinya. Namun, apakah itu akan membuat segalanya lebih mudah? Malahan, kebencian yang bertumpuk bisa jadi akan membawa bencana. Coba tengok berita kriminal yang belakangan ini sering kita baca. Hampir semua berawal dari rasa benci dan dendam. Dan, saat semua sudah terlanjur, hampir bisa dipastikan pula kebencian itu tak akan larut menjadi kebahagiaan. Malah sebaliknya, makin menenggelamkan orang ke dalam kubangan derita yang lebih dalam.
Sesegera mungkin, buang rasa benci di hati. Jangan jadikan tubuh kita rusak, seperti kisah si bocah yang terluka tangannya karena menghantam bebatuan. Jangan biarkan pikiran kita terisi oleh derita berkepanjangan!
Ganti rasa benci dengan sikap kepala dingin dan lapang dada. Selesaikan segera masalah yang ada, sehingga benci tak lagi bersisa. Coba alihkan fokus pada hal-hal baik yang bisa kita temukan, agar bisa mengikis derita akibat kebencian di jiwa.
Jauhi kebencian, tebarkan kedamaian, mari raih keberkahan.
Salam sukses luar biasa!

Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak

Februari 13, 2017 Add Comment
Pada masa lampau, tinggallah seorang janda yang mempunyai seorang anak laki-laki. Si ibu amat sangat menyayangi anak satu-satunya itu. Anak itu bebas pergi ke mana saja dan bebas melakukan apa saja yang diinginkannya. Ibunya tidak pernah melarangnya, malah memuji semua perbuatannya, baik ataupun buruk. Anak itu mempunyai kebiasaan yang buruk, ia selalu keluar rumah setiap malam.

Beberapa tahun kemudian, anak itu tumbuh menjadi seorang pemuda, ia tidak mempunyai keahlian apapun untuk mencari pekerjaan, sehingga ia tidak mempunyai penghasilan untuk membiayai kehidupannya. Karena itulah ia mulai melakukan pencurian kecil-kecilan. Pada mulanya ia amat senang memperoleh hasil curian itu. Dan ketika ia pulang membawa hasil curiannya, ibunya amat senang, memuji-muji perbuatannya itu. Ia malah bangga terhadap anaknya dan mendorongnya untuk terus melakukan pekerjaannya sebagai pencuri. 

Akhirnya ia menjadi pencuri ulung yang amat ditakuti oleh penduduk di sekitar tempat tinggalnya. Polisi segera dikerahkan untuk menangkapnya. Tetapi ia tidak takut, ia tetap saja melakukan pencurian. Tidak berapa lama kemudian ia tertangkap dan dibawa ke hadapan raja. Sesudah diperiksa dan diadili, raja manyatakan ia bersalah karena telah merugikan banyak orang dan ia dihukum mati.

Sebelum hukuman mati itu dilaksanakan, ia memohon kepada pengawal raja bahwa ia ingin bertemu dengan ibunya untuk yang terakhir kalinya. Karena ini permintaan yang terakhir, permohonan itu dikabulkan. Ibunya segera dibawa untuk menemuinya, si pencuri itu lalu memeluk ibunya, dan dengan segera ia menggigit telinga ibunya.

Pengawal melaporkan kejadian itu kepada raja, dan si pencuri lalu dibawa menghadap raja. Raja bertanya mengapa ia menggigit telinga ibunya. Si pencuri menjelaskan : 

“Yang Mulia Raja, saya adalah anak satu-satunya. Ibu saya seharusnya mengajarkan kepada saya untuk menjadi orang yang baik dan bersih. Tetapi sebaliknya ia malah mendorong saya untuk menjalani kehidupan yang tidak bersih. Ia tidak pernah melarang saya berbuat buruk. Apabila ia mengingatkan saya akibat dari perbuatan buruk yang saya lakukan, saya akan menjadi rakyat yang baik, mengerti dan patuh terhadap hukum negara. Tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu. Karena itulah saya akan mati dengan cara seperti ini. Saya pikir inilah saat yang terakhir kalinya, saya harus mengajarkan kepadanya sebuah pelajaran, supaya ibu-ibu yang lain akan belajar dari kejadian ini, bahwa mereka harus membimbing anak-anaknya menuju jalan yang bersih. Inilah penjelasan saya Yang Mulia, mengapa saya menggigit telinga ibu saya.”

Tidak diceritakan apa yang dikatakan oleh raja atas penjelasan pencuri itu, tetapi pesan yang terkandung dari cerita ini adalah peringatan yang amat jelas bagi para orangtua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik.

Para orangtua harus menjaga tingkah laku anaknya, apalagi ketika mereka masih kecil, bila mereka melakukan perbuatan yang kurang baik, orangtuanya harus segera mengingatkan akibat perbuatan yang kurang baik itu, dan harus memperbaikinya.

Para orangtua juga harus memperingatkan untuk tidak mengulangi perbuatan buruk yang dilakukan anak-anaknya, karena kalau perbuatan buruk yang dilakukan semasa kanak-kanak tidak diperingatkan, maka perbuatan buruk itu akan berkembang menjadi perbuatan yang jahat apabila mereka telah menjadi dewasa. Semua perbuatan jahat itu akan membawa kejatuhan bagi orang itu dan juga akan menjatuhkan martabat orangtuanya.

Di dunia yang modern ini, dengan komunikasi yang begitu baik dan canggih, justru hubungan orangtua dan anak menjadi renggang, tidak terjalin dengan baik, di kebanyakan keluarga pada saat sekarang ini. Sebagai akibatnya orangtua tidak mengetahui kalau anak-anaknya menjadi tersesat.

Karena itu sangatlah penting bagi orangtua untuk menjalin komunikasi dan berdiskusi dengan baik dengan anak-anaknya. 

Dengan komunikasi yang baik akan ditemukan suatu cara terbaik untuk memecahkan berbagai masalah yang timbul, sehingga tidak berkembang menjadi suatu krisis yang serius.

Resep Sukses Bekerja

Februari 12, 2017 Add Comment
Seorang sahabat yang sukses pernah bercerita, ketika ditanya apa kunci kesuksesannya, dia bilang kuncinya sebenarnya sangat sederhana:
- NIATKAN KERJA UNTUK IBADAH
- NIATKAN BEKERJA UNTUK MEMBANTU ORANG LAIN
- NIATKAN KERJA UNTUK MEMBERI MANFAAT BAGI ORANG BANYAK
Ya, niat seperti itu sangat mudah diucapkan tapi belum tentu ringan untuk dilaksanakan. Karena umumnya orang bekerja untuk uang, untuk menafkahi keluarga, atau bahkan bertahan hidup. Dan meskipun tahu kerja harus diniatkan ibadah, tapi lama-lama lupa, dan kembali uang jadi tujuan. Karena bagi mereka sukses identik dengan materi, padahal definisinya jauh lebih luar dari itu. Tidak mudah untuk mendefinisikan ulang kesuksesan sebagai sesuatu yang lebih dari materi.
Tidak mudah untuk meniatkan kerja demi ibadah dan membantu orang lain.
Tetapi sesuatu yang sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan.
Kita sering diingatkan untuk meluruskan niat, justru karena bertemu orang-orang seperti itu. Yaitu orang-orang yang tidak ngerti ilmu bisnis, tapi sukses besar bisnisnya.
Karena mereka selalu melibatkan ALLAH dalam setiap usahanya, bukan demi keuntungan semata. Justru ilmu mereka itu yang sudah tingkat dewa, melebihi teori-teori ilmu sukses pada umumnya.
Karena mereka paham betul semua berasal dari-Nya, dan tak akan terjadi tanpa izin-Nya. Luar biasa bukan?
Jadi, jika hingga hari ini kita masih mendewakan ilmu marketing A, strategi bisnis B,
Maka mari kita ingat kembali, bahwa sehebat apapun sebuah ilmu dan strategi bisnis,
semua hanya akan berhasil ketika ada izin-Nya.
Kita berawal dari-Nya, dan akan kembali pada-Nya.
Jadi mari biasakan diri untuk selalu melibatkan-Nya dalam setiap usaha kita.
Semangat menjemput rizki dan semangat berkarya!

Sandaran untuk Masa Depan

Februari 12, 2017 Add Comment
Alkisah, ada seorang anak yang bertanya pada ibunya, “Ibu, temanku tadi cerita kalau ibunya selalu membiarkan tangannya sendiri digigit nyamuk sampai nyamuk itu kenyang supaya ia tak menggigit temanku. Apa ibu juga akan berbuat yang sama?”

Sang ibu tertawa dan menjawab terus terang, “Tidak. Tapi, Ibu akan mengejar setiap nyamuk sepanjang malam supaya tidak sempat menggigit kamu atau keluarga kita.”
Mendengar jawaban itu, si anak tersenyum dan kembali meneruskan kegiatan bermainnya. Tak berapa lama kemudian, si anak kembali berpaling pada ibunya. Ternyata mendadak ia teringat sesuatu. “Terus Bu, aku waktu itu pernah dengar cerita ada ibu yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan kenyang. Kalau ibu bagaimana?” Anak itu mengajukan pertanyaan yang hampir sama.
Kali ini sang Ibu menjawab dengan suara lebih tegas, “Ibu akan bekerja keras agar kita semua bisa makan sampai kenyang. Jadi, kamu tidak harus sulit menelan karena melihat ibumu menahan lapar.”
Si anak kembali tersenyum, dan lalu memeluk ibunya dengan penuh sayang. “Makasih, Ibu. Aku bisa selalu bersandar pada Ibu.”
Sembari mengusap-usap rambut anaknya, sang Ibu membalas, “Tidak, Nak! Tapi Ibu akan mendidikmu supaya bisa berdiri kokoh di atas kakimu sendiri, agar kamu nantinya tidak sampai jatuh tersungkur ketika Ibu sudah tidak ada lagi di sisimu. Karena tidak selamanya ibu bisa mendampingimu.”
Ada berapa banyak orangtua di antara kita yang sering kali merasa rela berkorban diri demi sang buah hati? Tidak sadarkah kita bahwa sikap seperti itu bisa menumpulkan mental pemberani si anak?
Jadi, adalah bijak bila semua orangtua tidak hanya menjadikan dirinya tempat bersandar bagi buah hati mereka, melainkan juga membuat sandaran itu tidak lagi diperlukan di kemudian hari. Adalah bijak jika para orangtua membentuk anak-anaknya sebagai pribadi mandiri kelak di saat orangtua itu sendiri tidak bisa lagi mendampingi anak-anaknya di dunia.

Makna dari Sebuah Pekerjaan

Februari 12, 2017 Add Comment
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya,si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.”
Bercampur antara jengkel dan kasihan sipemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.
Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung.
”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?”
Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,
”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.
Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangkan.

Kisah Besi dan Air

Februari 10, 2017 Add Comment
Alkisah, Ada dua benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering menyombong kepada sahabatnya: “Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak.”
Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.
Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana . Aturannya: “Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang.”
Besi dan air pun mulai berlomba. Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu. Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu. Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya. Score air dan besi 1 : 0 untuk rintangan ini.
Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua. Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka. Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua. Score air dan besi 2 : 0.
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba di luar gua besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air: “Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini!”
Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap.
Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan. Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0.
Pesan moral cerita:
Jadikanlah hidupmu seperti air. Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan.
Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.
Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.

Mengubah ejekan menjadi keberhasilan

Februari 06, 2017 Add Comment
Apa reaksi kita saat mendengar orang lain menjelek-jelekkan kita? Bagi yang mudah emosi, barangkali telinga akan langsung panas. Namun, ada kalanya, kita bertemu pula dengan orang yang seolah-olah selalu berkepala dingin, alias tak gampang marah. Tetapi, yang seperti ini, kadang pula malah memendam amarah dalam diri yang jika meledak, bisa mengganggu mentalitas.
Lantas, bagaimana sebenarnya kita harus menyikapi saat mendengar orang lain menjelek-jelekkan kita, baik secara langsung ataupun tidak? Mungkin, kita bisa belajar dari kisah inspiratif ini, untuk menjadikan celaan, hinaan, atau ejekan, justru mampu menjadi “bahan bakar” penyemangat hidup.
Tersebutlah, di salah satu perusahaan minyak besar yang sedang bekerja sama dengan asing, sangat kental nuansa perbedaan perlakuan antara orang lokal dengan orang asing yang rata-rata menduduki jabatan tinggi.
Suatu kali, ada seorang remaja yang bekerja di sana kehausan setelah bekerja seharian. Remaja yang hanya lulusan sekolah menengah ini adalah pegawai kelas bawah di kantor tersebut. Ketika mendapati sebuah penampung air dingin yang segar, ia pun bersegera mengisi gelasnya untuk menghilangkan dahaga. Namun, tak disangkanya, saat hendak meminum air tersebut, sebuah suara cukup kasar menghardiknya. Suara itu muncul dari seorang pekerja asing. Serunya, “Hei, kamu tidak boleh minum air itu! Yang boleh hanya insinyur, sedangkan kamu cuma pegawai rendahan.”
Remaja itu pun tidak jadi minum dan lantas pergi. Namun, yang membuatnya lebih tidak enak sebenarnya bukan haus. Tetapi, perasaan terhina: mengapa di negaranya sendiri, ia tak boleh meminum air itu? Apakah statusnya sebagai pegawai kelas bawah harus membedakan dirinya untuk bisa mendapatkan air minum yang sebenarnya bisa diminum siapa saja?
Beruntung, kemarahan remaja tersebut disalurkannya pada hal yang positif. Ia bertekad untuk mengubah nasibnya. Remaja ini pun belajar dengan sangat giat dan tekun. Siang hari ia pakai untuk bekerja, malamnya ia mengambil kelas untuk meraih pendidikan setingkat SMA.
Dengan kondisi tersebut, remaja itu jadi jarang bergaul dengan teman-teman sebayanya. Celakanya, saat ia menceritakan obsesi untuk memperbaiki nasib sebagai orang asli di perusahaan itu, ia malah ditertawakan teman-temannya. Namun, justru karena itulah, ia makin semangat untuk membuktikan ucapannya.
Karena bekerja sangat giat dan cepat belajar, akhirnya setelah lulus SMA, remaja ini mendapat kesempatan memperoleh beasiswa belajar ke perguruan tinggi di Amerika. Ia pun mengambil sarjana bidang teknik yang akan membuatnya bergelar insinyur. Kesempatan ini tidak disia-siakan untuk “membalas” masa lalunya yang dianggap sebagai pemicu semangatnya tersebut. Akhirnya, si remaja bukan hanya lulus menjadi insinyur, tapi ia bahkan diberi beasiswa lagi untuk meneruskan gelar Master bidang geologi.
Sekembali ke negaranya, remaja tersebut terus berkarya maksimal sehingga kariernya melesat cepat. Dari menjadi kepala bagian, kepala cabang, manajer umum, hingga akhirnya dipercaya menjadi wakil direktur di perusahaan tersebut. Itu merupakan jabatan tertinggi yang pernah diperoleh orang lokal di perusahaan itu.
Lucunya, remaja yang telah menjadi wakil direktur tersebut mendapati insinyur yang merendahkannya dulu, menjadi bawahannya. Suatu ketika, sang insinyur memohon maaf atas peristiwa yang dulu pernah terjadi di antara mereka. Namun ia berkata, “Aku ingin berterima kasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya, dulu aku sempat benci padamu. Tapi, jika ditelusuri lebih jauh, kamulah penyebab dari kesuksesanku ini.”
Begitulah, sang remaja telah berhasil mengubah penghinaan menjadi pemicu semangat untuk meraih kesuksesan. Bahkan terakhir, ia dipercaya menjadi pejabat pemerintahan di negaranya, Arab Saudi. Ia berhasil mengubah “dendam” menjadi pendorong semangat untuk mengubah nasib.
Dear Readers,
Kita sendiri pasti juga pernah mengalami penghinaan dalam berbagai bentuk. Penolakan saat menjual/menawarkan sesuatu, diremehkan kala memulai perjuangan meraih impian, tidak dianggap di lingkungan kerja, diacuhkan saat memberi pendapat, hingga aneka bentuk “pelecehan” yang disadari atau tidak. Marah memang manusiawi. Emosi pun wajar terjadi. Tapi, reaksi kita atas segala bentuk ejekan itu sebenarnya bisa kita arahkan untuk hal yang lebih baik. Bukankah marah dan emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah? Malah, sering yang terjadi melipatgandakan problematika yang terjadi.
Mari ubah segala bentuk ejekan dan penghinaan sebagai pelecut semangat untuk menuju perubahan. Jangan biarkan emosi sesaat mengacaukan pikiran. Jangan izinkan kemarahan mendatangkan kemurkaan. Kisah di atas adalah bukti nyata, bahwa ejekan sebenarnya adalah “energi” yang akan menarik kekuatan dalam diri untuk bertransformasi meraih mimpi. Ibarat kegagalan, sebenarnya itu merupakan vitamin untuk pijakan menuju kesuksesan. Terus berjuang, terus berkarya, jangan mundur karena hinaan.
Salam sukses, luar biasa!!

Ibarat Belalang dalam Kotak

Januari 30, 2017 Add Comment
Pada suatu ketika ada seekor belalang yang berhasil keluar dari sebuah kotak yang lama mengurungnya. Dengan gembira dia melompat-lompat kesana kemari menikmati kebebasannya.
Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain dan sangat terkejut tatkala dmelihat bahwa belalang itu bisa melompat jauh lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran dia bertanya, “Aneh.., mengapa kamu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku, padahal kita tak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang yang ditanya langsung membalasnya dengan pertanyaan penuh keheranan, “Di manakah kamu tinggal selama ini..? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku barusan lakukan.”
Seketika itu si belalang tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membatasi lompatannya sehingga tidak bisa sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Dear Readers,
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tanpa sadar juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman, tradisi, dll. Semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mengkerdilkan potensi diri kita.
Seringkali kita mempercayai mentah-mentah apa yang orang lain voniskan pada kita tanpa berpikir dalam-dalam: apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka.. daripada mempercayai diri sendiri.
Tahukah Anda, bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dengan seutas tali rapuh yang terikat pada pancang kecil? Gajah tersebut merasa bahwa dirinya tak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kakinya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya tali kecil yg rapuh…
"I think anything is possible if you have the MINDSET and the will and desire to do it and put the time in." Roger Clemens
oleh: Galatia chandra

Sepotong Cinta Kasih Ibu di Jepang

Januari 15, 2017 Add Comment
"Cinta seorang ibu kepada anaknya adalah cinta sejati....tanpa pamrih. Tidak bisa dinilai atau digantikan dengan apa pun". (Andrie Wongso)
Satu keluarga yang tengah duduk di depanku sungguh menarik perhatianku. Mulanya, aku memang masih tak paham apa yang terjadi di depan hadapanku. Persis di depan mata, terdapat satu keluarga kecil. Terdiri dari bapak, ibu, dan anaknya. Tidak tepat rasanya disebut anak, lebih tepatnya seorang pemuda gagah dan perkasa. Kutaksir usianya lebih kurang 19 tahun.
Ayah dan ibu itu terlihat begitu fasih dalam berkomunikasi dengan putranya. Namun cara komunikasinya sungguh berbeda dengan kebanyakan masyarakat umum biasanya. Dunia mereka sungguh sunyi, tanpa kata-kata. Hanya gerakan tangan saja. Benar, mereka bertiga berkomunikasi dengan gerakan tangan karena tunarungu dan tunawicara. Kecepatan tangan mereka sungguh mengagumkan. Seakan dengan tangan itulah mereka berbicara.
Di Jepang, fasilitas bagi mereka yang berkebutuhan khusus memang bagus; rata-rata tempat yang ada memang cukup "welcome". Mulai dari transportasi, hingga fasilitas umum pun masih bisa terjangkau dengan nyaman bagi mereka yang berkebutuhan khusus.
Kembali ke keluarga di awal tulisan ini. Cukup lama saya memperhatikan, karena memang mereka duduk tepat di hadapan saya. Apa boleh buat. Cara mereka berkomunikasi sangat efektif walaupun menggunakan bahasa isyarat bagi kaum tunarungu serta tunawicara. Ekspresi sang ibu seakan tak puas, entah kenapa. Sedangkan sang ayah seakan jadi pendengar yang baik, hanya sekali-kali menimpali pembicaraan antara ibu dan anak.
Besar kemungkinan putra merekalah yang tunarungu serta tunawicara, karena sekali waktu sang ibu bisa bersuara cukup nyaring. Yang cukup menggelitik benak saya, kenapa ayah dan ibu tidak berkomunikasi secara normal, berbicara dengan suara? Sang anak terkadang seakan tak setuju dengan pendapat orangtuanya. Terlihat jelas berulangkali ekspresi mukanya terlihat tak puas.
Pemandangan tepat di depanku ini menyadarkan akan satu hal, keluarga di manapun di dunia ini, ternyata sama saja. Cinta kasih seorang ibu tak akan berubah apapun kondisi sang anak. Kasih sayang tidak melihat rupa, fisik dan kekurangan sang anak. Perjuangan ibu ini sungguh tak mudah, tetapi nyatanya beliau mampu juga membesarkan anak dengan kebutuhan khusus. Jalinan batin terlihat sekali dari cara berbincang antara ibu dan anak. Konon, komunikasi dengan tunarungu dan tunawicara selain membutuhkan kecepatan tangan juga sangat diperlukan kontak mata antara mereka. Luar biasa!
Pemandangan seperti ini pun bukan satu dua kali saja terekam dalam benakku. Dalam kereta pun terkadang ibu-ibu di Jepang sungguh terlihat "gagah perkasa"; sembari menggendong si bungsu di gendongan punggung belakang, masih juga mengasuh sang kakak yang berusia balita. Kadang masih mampu juga berlari-lari kecil mengejar kereta. Semua dilakukan oleh ibu saja tanpa ada yang membantu karena memang kehidupan di Jepang mengharuskan mandiri, hidup tanpa bantuan asisten rumah tangga. Menariknya, rata-rata ibu yang "lincah" ini justru berbadan mungil dan gesit sekali gerakannya. Entah apakah ada korelasi antara postur tubuh dengan kerasnya tekanan hidup.
Saat di rumah sakit pun sama saja, ibu-ibu "perkasa" banyak ditemui. Sembari membawa anak-anak yang sakit, masih mampu juga ibu-ibu ini berkarier dan bekerja membantu perekonomian rumah tangga. Tak mudah. Ibu-ibu perkasa dengan seragam kantor terlihat gesit menggendong anaknya yang sakit dan di belakangnya biasa diikuti anak yang lain. Biasa dua anak, tapi terkadang terlihat juga bawa tiga anak. Dan biasanya semua sakit karena saling tertular. Luar biasa! Mampu meng-handle semua dalam satu genggaman tangannya, Pantas saja ibu-ibu Jepang ini langsing dan mungil karena begitu keras roda kehidupan di Jepang ini. Kecil, mungil.. tetapi cekatan sekali.
Itulah satu gambaran kerasnya kehidupan seorang ibu di Jepang, harus mandiri, Rata-rata memang demikian adanya. Tepatlah satu pernyataan Andrie Wongso. " Cinta seorang ibu kepada anaknya adalah cinta sejati....tanpa pamrih. Tidak bisa dinilai atau digantikan dengan apa pun."
Salam luar biasa,
Hani Yamashita
(Jepang)
sumber: andriewongso.com
please like and share