Loading...
Tampilkan postingan dengan label Sosial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosial. Tampilkan semua postingan

Pengertian dari Sosiologi

April 21, 2017 Add Comment
Apa itu sosiologi ?
• Sosiologi berasal dari bahasa latin socius yang mempunyai arti kawan/teman, dan logos yang berarti ilmu pengetahuan/pikiran.
• ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup socius dengan socius atau teman dengan teman, yaitu hubungan antara seorang dengan seorang, perseorangan dengan golongan, atau golongan dengan golongan
• ilmu yang mempelajari tentang masyarakat manusia dan tingkah laku manusia di beberapa kelompok yang membentuk masyarakat
• dianggap sebagai ilmu yang tidak mudah karena obyeknya yang berupa masyarakat bersifat abstrak.
• tidak mudah untuk merumuskan masalah sosiologis, karena dalam sosiologi sering kali tidak kita jumpai adanya kata-kata ‘ada’ dan ‘pasti’.
• sangat sulit untuk bisa menjaga objektivitas kajian sosiologi, karena peneliti/pengamat berada di dalam subyek kajiannya. Bias-bias subjektivitas peneliti dalam melakukan pengamatan, penafsiran, dan analisis atas suatu fenomena sosial sangat mungkin sekali terjadi.

Sosiologi itu adalah
• merupakan hidup bermasyarakat dalam arti yang luas,
• perkembangan masyarakat di dalam segala aspeknya,
• hubungan antarmanusia dengan manusia lainnya dalam segala aspeknya
Apa itu individu ?
• Dalam kajian sosiologi, individu berstatus sebagai anggota masyarakat, karena kumpulan dari sejumlah individu yang mengadakan hubungan sosial tersebut yang membentuk masyarakat.
• individu sebagai makhluk sosial tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sosialnya

Apa itu masyarakat ?
• setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
• kelompok manusia terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

Karakteristik masyarakat:
• terdiri dari beberapa individu,
• saling berinteraksi,
• dalam jangka waktu yang relatif lama,
• menimbulkan perasaan kebersamaan.

Kajian tentang hubungan individu dan masyarakat :
• individu mempunyai kedudukan yang lebih dominan daripada masyarakat.
• masyarakat mempunyai kedudukan yang lebih dominan daripada individu.
• terdapat saling ketergantungan antara individu dan masyarakat.

Pengertian dari Interaksi Sosial

April 21, 2017 Add Comment
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu

Interaksi merupakan tempat terbentuknya suatu makna, di mana makna ini didapat atau diketahui dari hasil kita berhubungan dengan orang lain. Bila individu yang melakukan hubungan memiliki nilai yang berbeda terhadap sesuatu atau simbol maka makna dapat berubah, perubahan makna terjadi melalui proses penafsiran dari interaksi sosial.

Apa yang diperlukan untuk terjadinya suatu interaksi sosial. Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan terjadi komunikasi.

• Kontak Sosial

Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial. Kontak sosial dapat terjadi meskipun seorang individu tidak berjumpa dengan individu lain, melainkan menggunakan perantara seperti dengan menggunakan salah satu alat telekomunikasi, misalnya telepon.

• Komunikasi

Arti penting dari komunikasi adalah pemberian tafsiran atas penyampaian informasi oleh orang lain. Informasi yang disampaikan dapat berbentuk pembicaraan, gerak tubuh atau sikap. Setelah menafsirkan, orang tersebut kemudian memberikan reaksi

Bentuk-bentuk interaksi tidak dapat dilepaskan dari proses yang menyertainya.

• Proses assosiatif

proses interaksi yang lebih mengarah ke arah bersatunya dua individu atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu.

-. Kerjasama : Kerja sama ini timbul karena orientasi setiap individu ditujukan pada kelompoknya (in-groupnya) dan kelompok lainnya (out-group) dalam mencapai tujuan.

-. Akomodasi : usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan. usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan.

-. Asimilasi : pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok

• Proses diasosiatif

proses yang menuju ke arah perpecahan

-. Persaingan : suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan.

-. Kontravensi : bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Yang ditandai oleh gejala-gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, serta kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.

-. Konflik : proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Salah satu bentuk pendekatan dalam mempelajari interaksi sosial adalah pendekatan dramaturgy. Pendekatan dari Erving Goffman ini menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Fakta subyektif dari interaksi sosial adalah fakta yang memperlihatkan ciri setiap individu sedangkan fakta obyektif adalah fakta yang memperlihatkan nilai dan norma dalam masyarakat. Setiap interaksi sosial menurut pendekatan ini sama halnya dengan panggung teater.

Konsep Perubahan Sosial

April 21, 2017 Add Comment
Pengertian perubahan sosial
• suatu perubahan dalam struktur dan fungsi masyarakat.
• suatu variasi atau sesuatu yang lain yang timbul dari cara-cara hidup yang telah diterima
• adanya faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kehidupan manusia
• mencakup semua aspek perubahan dalam lembaga suatu masyarakat yang dapat mempengaruhi sistem sosial termasuk nilai, sikap dan pola perilaku kelompok dalam masyarakat

Terdapat beberapa faktor (eksternal maupun internal) yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan baik dalam ukuran yang paling kecil yaitu perilaku kita ataupun dalam ukuran yang lebih luas yaitu struktur dan budaya masyarakat.
• Perubahan kependudukan
Berkaitan dengan perubahan komposisi penduduk, distribusi penduduk termasuk pula perubahan jumlah , yang semua itu dapat berpengaruh pada budaya dan struktur sosial masyarakat
• Penemuan
Pengaruh yang ditimbulkan penemuan dapat muncul dalam tiga bentuk: penemuan baru tidak hanya terbatas pada satu bidang saja melainkan meluas pada bidang lainnya; perubahan yang menyebar dari satu aspek ke aspek lainnya; dan perubahan pada beberapa bidang dapat menyebabkan satu jenis perubahan.
• Konflik
Konflik atau pertentangan dalam masyarakat dapat mengarah pada perubahan yang dianggap membawa kebaikan atau bahkan membawa suatu malapetaka
• Lingkungan
Manusia secara fisik tinggal di lingkungan dengan segala habitat yang ada didalamnya, sehingga jika kita ingin tetap hidup maka kita harus dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar kita.
• Perang
Perubahan dapat disebabkan kondisi perang dengan masyarakat atau negara lain atau dengan kata lain konflik dengan kelompok diluar masyarakat merupakan faktor eksternal dari sumber perubahan sosial
• Pengaruh kebudayaan lain
Suatu budaya dapat diterima dengan sukarela maupun dengan pemaksaan. Pertemuan dua budaya mungkin tidak akan terjadi saling mempengaruhi , karena keduanya saling menolak

Faktor pendorong dalam perubahan sosial merupakan faktor yang dapat mempercepat terjadinya suatu perubahan atau bahkan membuat perubahan tersebut dapat cepat diterima oleh suatu masyarakat. Faktor-faktor pendorong ini dapat berbentuk kontak dengan kebudayaan lain, sistem masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen serta orientasi masyarakat ke masa depan.

Suatu proses perubahan sosial tidak selalu dapat diterima oleh seluruh anggota masyarakat. Dengan demikian faktor yang cenderung dapat menghalangi terjadinya suatu perubahan di masyarakat atau memperlambat proses penerimaan masyarakat terhadap suatu perubahan dapat dikategorikan sebagai faktor penghambat.
• Sistem masyarakat yang tertutup
masyarakat yang tertutup kehidupannya akan cenderung terpenjara oleh pola-pola pemikiran yang tradisional
• Adanya kepentingan-kepentingan tertentu
Dalam setiap lapisan sosial selalu terdapat sekelompok kecil orang yang ingin tetap memegang kekuasaan terhadap masyarakat sehingga setiap perubahan sosial yang terjadi akan dianggap dapat membahayakan dan mengancam kedudukan mereka
• Prasangka terhadap hal-hal yang baru
Pada umumnya prasangka tersebut muncul ketika hal yang baru itu dianggap bertentangan dengan nilai lama, sehingga mereka curiga jika hal yang baru tersebut menyebabkan kehidupan mereka selama ini menjadi kacau atau malah menimbulkan konflik antar anggota masyarakat itu sendiri.
• Adat
Adat atau kebiasaan seperti dalam sistem kepercayaan, cara berpakaian tertentu serta sistem mata pencaharian, cenderung sangat kokoh untuk tertanam dalam masyarakat sehingga sukar untuk diubah.

Tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan tersebut, bahkan suatu penemuan tekhnologi baru-pun dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya. Dampak perubahan sosial pada masyarakat dapat meliputi antara lain adanya disorganisasi dan reorganisasi sosial , perkembangan tekhnologi serta ketertinggalan budaya atau cultural lag.


Perilaku Menyimpang dalam Masyarakat

April 21, 2017 Add Comment
Dalam hidup bermasyarakat setiap individu diharapkn untuk selalu berperilaku yang konformis yg perilaku yg sesuai dg perilaku yg diharapkn oleh masyarakat. Ketika seseorang tidak berperilaku sesuai dg harapan masyarakat maka ia di cap memiliki perilaku yg menyimpang .

Topik tentang perilaku menyimpang adalah topik yg banyak mengundang perdebatan di masyarakat, dlm hal menentukan mana perilaku yg dianggap menyimpang, menentukan perilaku mana yg perlu dihukum, siapa pihak yang menentukan dll. Perilaku yang dianggap normal di satu masyarakat mungkin akan dianggap menyimpang pd masyarakat yg lain. Jadi adanya perbedaan dalam nilai yg dianut adalah sumber dari adanya perbedaan dlm pendefinisian tentang penyimpangan.

Pada umumnya orang berpendapat bahwa perilaku menyimpang ialah suatu perilaku yang buruk, karena perilaku tsb dpt menimbulkan masalah sosial. Pandangan tsb diberikan lebih dikarenakan akibat negatif yg ditimbulkan oleh perilaku menyimpang dan para ahli menyebutnya dg konsep disfungsi. Tetapi perilaku menyimpang juga mempunyai konsekuensi positif bagi kehidupan sosial & hal tsb disebut dg fungsi, dimana banyak orang yg menyimpang dari norma yg kemudian malah menciptakan kesempatan untuk mereka untuk diakui identitas & pekerjaan menyimpangnya. Fungsi dari perilaku menyimpang antara lain menghasilkan konformitas, memperkuat ikatan kelompok & menyebabkan adanya perubahan.

Apapun konsekuensi sosial suatu perilaku menyimpang apakah difungsional maupun fungsional, perilaku meyimpang bukanlah sesuatu yg mempunyai makna baik atau buruk. Tetapi lebih mengarah pada konsekuensi dari terjadinya perilaku menyimpang, ada yg mengarah pada stabilitas, pemeliharaan & kelancaran sistem tetapi ada pula yg mengarah terjadinya disorganisasi sosial . Apapun kasusnya perilaku menyimpang adalah sesuatu yg tidak dpt terhindarkan kejadiannya di dlm masyarakat.

Relativisme budaya berasumsi bahwa perilaku, ide & suatu produk dpt dimengerti dalam konteks budaya & masyarakat dimana perilaku, ide & produk tersebut bagian dari sistem tersebut. Pandangan relativisme melihat bahwa penyimpangan dpt diinterpertasi hanya dlm konteks sosio kultural dimana penyimpangan tersebut terjadi. Misalnya membunuh bukan suatu perilaku menyimpang bila terjadi dlm situasi perang, tetapi akn menjadi perilaku menyimpang jika dilakukn oleh seorang anak terhadap temannya di sekolah.

Subkultur perilaku menyimpang muncul ketika orang yg menyimpang membentuk komunitas sendiri dengan norma dan nilai mereka sendiri. Subkultur perilaku menyimpang tersebut akan menjaga mereka tetap dlm suatu lingkungan dlm berhubungan dgn orang yg “normal” dimasyarakat. Mungkin Anda seringkali melihat bahwa para pengemis, anak jalann, penjahat ataupun pemulung sebenarnya punya komunitas sendiri dgn sesama pelaku menyimpang lainnya dimana mereka bisa saling bebas berinteraksi, tanpa harus takut ataupun canggung satu dgnlainnya karena nilai & norma yg dianutpun akan cenderung sama, meskipun masyarakat akan melihat bahwa komunitas mereka menyimpang.

Subkultur perilaku menyimpang akan meliputi sistem nilai, perilaku, sikap & gaya hidup yg berlawanan dgn budaya yg dominan dlm masyarakat dimana subkultur itu berada (Kornblum; 2000; 199). Anggota subkultur merupakan bagian dr anggota masyarakat secara keseluruhan, mereka jg mempunyai keluarga, teman diluar subkultur mereka sendiri. Subkultur pengguna & pemasok narkoba menyediakan cara-cara dimana orang-orang yg terlibat dalam aktivitas perilaku menyimpang biasanya mengembangkan bahasa & norma mereka sendiri. Banyak kata-kata tertentu yg hanya diketahui artinya oleh sesama anggota dlm subkultur tersebut.

Suatu tindakan yg dinyatakan tidak menyimpang dlm satu situasi tidak berarti bahwa tidak menyimpang pula di tempat lain. Jadi penyimpangan tdk hanya terdiri dari serangkaian tindakan saja tetapi jg respon kelompok, definisi & makna yang melekat pada perilaku tersebut, sehingga definisi penyimpangan dpt bervariasi tergantung situasi. Hal-hal yg mempengaruhi pada pendefinisian perilaku menyimpang yg berbeda berkaitan dgn waktu, tempat, situasi & status sosial






Konsep Hubungan Antar Kelompok

April 21, 2017 Add Comment
Hubungan antar kelompok (intergroup relations) secara umum diartikan sebagai hubungan antara dua kelompok atau lebih yang mempunyai ciri khusus. Terdapat enam dimensi yang mendasari hubungan antara kelompok mayoritas dan kelompok minoritas.
• Dimensi sejarah mengarah pada proses tumbuh dan berkembangnya hubungan sosial antar kelompok
• Dimensi sikap yang terkait dengan bagaimana sikap anggota suatu kelompok terhadap kelompok lainnya. Hal ini biasanya menyangkut masalah stereotipe dan prasangka. Stereotipe mengacu pada suatu citra yang kaku mengenai suatu kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut. Prasangka lebih mengarah pada sikap bermusuhan yang ditujukan kepada suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan.
• Dimensi gerakan sosial melihat pada gerakan sosial yang sering dilancarkan oleh suatu kelompok untuk membebaskan diri dari dominasi kelompok lainnya.
• Dimensi perilaku menyangkut perilaku anggota suatu kelompok terhadap anggota kelompok yang lain. Hal ini menyangkut antara lain perilaku diskriminasi dan pemeliharaan jarak sosial. Diskriminisa berkaitan dengan memperlakukan rasial, etnik, dan minoritas lainnya, secara tidak semestinya, tidak adil, menghakimi mereka berdasarkan kriteria yang tidak relevan.
• Dimensi institusi yang mendasari hubungan antar kelompok meliputi institusi yang ada dalam masyarakat seperti institusi sosial, politik, ekonomi, dan lain-lain yang dapat memperkuat pengendalian sosial, sikap dan hubungan antar kelompok

Pembentukan dan pengembangan hubungan sosial antar kelompok antara lain juga dipengaruhi oleh faktor ras, etnisitas, jenis kelamin, dan usia
• Dalam kajian sosiologi konsep ras ini berhubungan dengan stratifikasi sosial dan ketidaksamaan. Terdapat karakter ganda yang digunakan untuk menetapkan ras, yaitu berdasarkan ciri-ciri fisik dan biologis, dan ciri-ciri sosial dan budaya. Orang yang lahir dengan ciri-ciri fisik tertentu akan dihubungkan dengan harapan peran serta kedudukan dalam dimensi kekuasaan, prestise dan privilege tertentu. Sedangkan secara sosial, ras dibedakan berdasarkan kelas sosial yang ditempati oleh suatu kelompok.
• Kelompok etnis diartikan sebagai serangkaian orang yang berbagi budaya umum, atau subkultur yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Etnisitas merupakan dasar bagi terbentuknya identitas
• Kategori kelompok sosial berdasarkan jenis kelamin mengakibatkan munculnya stratifikasi sosial yang menempatkan kelompok laki-laki berada pada posisi dominan sedangkan kelompok perempuan berada pada posisi subordinat, atau sebaliknya. Hubungan sosial yang tumbuh dan berkembang di antara kedua kelompok tersebut didasarkan pada anggapan bahwa perbedaan jenis kelamin yang dibawa sejak lahir terkait dengan status dan peran sosial
• Di dalam masyarakat terdapat norma-norma yang mengatur hubungan sosial antara kelompok orang yang berusia tua dengan kelompok orang yang berusia muda. Hubungan sosial yang terjalin di antara kelompok-kelompok ini berhubungan dengan kekuasaan, di mana kelompok dari orang-orang yang berusia muda menempati status yang rendah sedangkan kelompok dari orang-orang yang berusia tua menempati status yang tinggi.

Konsep Institusi Sosial

April 21, 2017 Add Comment
Institusi sosial berkaitan erat dengan upaya individu untuk memenuhi kebutuhannya, di mana untuk itu individu berusaha membentuk dan mengembangkan serangkaian hubungan sosial dengan individu lainnya. Serangkaian hubungan sosial tersebut terlaksana menurut pola-pola tertentu. Pola resmi dari suatu hubungan sosial ini terjadi di dalam suatu sistem yang disebut dengan sistem institusi sosial

Institusi sosial ini bersifat dinamis. Institusi sosial yang ada di masyarakat bisa hilang atau bertambah sesuai dengan perkembangan kebutuhan yang ada di masyarakat. Bisa terjadi pengalihan fungsi dari institusi sosial yang satu pada institusi sosial lainnya. Pengalihan fungsi ini terjadi apabila:

• institusi sosial tersebut tidak lagi berhasil memenuhi kebutuhan yang harus diberikan,

• dua atau lebih institusi sosial mampu memenuhi suatu kebutuhan tertentu, tetapi tetap ada salah satu di antara institusi-institusi sosial tersebut yang mempunyai kemampuan paling tinggi

Institusi sosial terbentuk terutama untuk memenuhi satu masalah/kebutuhan pokok dari kehidupan sosial, tetapi institusi sosial memberi sumbangan yang besar bagi kehidupan masyarakat. Institusi sosial merupakan unsur-unsur utama yang membentuk masyarakat. Ternyata terdapat unsur persaingan yang ketat di antara institusi-institusi sosial tersebut. Hal ini dikarenakan adanya fungsi yang dapat dilakukan oleh beberapa institusi sosial, sehingga institusi-institusi sosial tersebut akan saling bersaing dalam melaksanakan fungsi tersebut.

Pada umumnya institusi sosial memiliki banyak karakteristik, tetapi terdapat tiga karakteristik pokok yaitu simbol kebudayaan, tata krama perilaku, dan ideologi.



Apa arti dari Sosialisasi

April 21, 2017 Add Comment
Ada beberapa pengertian dari sosialisasi antara lain
• proses dimana seorang anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan kebudayaan masyarakat dimana ia berada
• proses dimana seorang individu akan memperoleh pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat
• proses perkembangan seorang anak yang baru lahir untuk menjadi seorang individu.

Pada dasarnya proses sosialisasi mempunyai makna sebagai suatu proses belajar seorang individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi merupakan suatu proses dimana seseorang menghayati atau menginternalisasi norma-norma kelompok dimana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak akan ditemukan apa yang disebut dengan “diri”.

Seorang individu harus mengupayakan terjadinya tiga hal sebagai berikut agar proses sosialisasi dialaminya dapat berjalan dengan lancar
• individu harus memahami apa yang diharapkan oleh masyarakat dari dirinya.
• individu harus mengembangkan kemampuan untuk dapat memenuhi peran yang diharapkan.
• individu mengembangkan keinginan untuk berperilaku konform

Terdapat berbagai agen sosialisasi tergantunng pada dimana posisi individu tersebut dalam siklus kehidupannya.
1. Keluarga
• dalam sosialisasi primer keluarga dianggap sebagai agen yang utama
• keluarga merupakan perantara antara masyarakat dengan anak itu sendiri, karena untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
• Keluarga antara lain akan menentukan kelas sosial, kelompok etnik serta agama dari si anak
2. Kelompok sebaya
• anak akan belajar berinteraksi dengan mereka yang sederajat dalam hal usia
• anak belajar tentang pengaturan peran orang-orang yang berkedudukan sederajat.
• individu memperoleh identitas dirinya serta mereka susah untuk berprilaku yang menyimpang dari norma dan nilai peer group-nya.
3. Sekolah
• mengajarkan bagaimana cara murid i mengembangkan dirinya, mengevaluasi pretasi murid melalui kompetisi, mendisiplinkan murid dan hal lainnya yang dianggap perlu bagi anak-anak untuk memperoleh sukses dalam masyarakat yang semakin didominasi oleh persaingan antar individu.
• mengajarkan tentang pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan dikerjakan murid tersebut ketika mereka dewasa
• hal-hal yang dipelajari dan dipahami oleh anak didik mencakup aspek kemandirian, prestasi, universalisme dan spesifitas
4. Media Massa
• merupakan alat efektif untuk menyampaikan pesan yang dapat menjangkau sejumlah besar khalayak dan tidak dibatasi oleh wilayah geografis.
• Pesan-pesan yang disampaikan oleh media dapat membentuk sikap pada penerima pesan, baik itu sikap yang pro atau kontra terhadap pesan yang disampaikan

Sosialisasi dapat dilakukan dalam berbagai pola
1. Pola sosialisasi represif : menekankan pada penggunaan hukuman; memakai materi dalam hukuman dan imbalan ; kepatuhan anak pada orang tua; komunikasi satu arah, non verbal dan berisi perintah; orang tua sebagai pusat sosialisasi sehingga keinginan orang tua menjadi penting; keluarga menjadi significant others
2. Pola sosialisasi partisipatoris : individu diberi imbalan jika berkelakuan baik; hukuman dan imbalan bersifat simbolik; anak diberi kebebasan; penekanan pada interaksi; komunikasi terjadi secara lisan; anak pusat sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting; keluarga menjadi generalized others.

Sosialisasi memainkan peran penting dalam menentukan perilaku apa yang dipercaya oleh anak-anak yang dianggap dapat diterima oleh masyarakat berkaitan dengan jenis kelamin mereka. Hal tersebut berkaitan dengan sosialisasi tentang gender. Studi tentang gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas atau feminitas dari seseorang , berbeda dengan studi seks yang lebih menekankan pada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki (maleness) dan perempuan (femaleness).

Sosialisasi gender mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh masyarakat dalam mempelajari identitas gender dan berkembang menurut norma budaya tentang laki-laki dan perempuan. Sedangkan pemahaman yang dimiliki seseorang tentang identitas gender-nya mengacu pada perasaan yang dimiliki seseorang tentang apakah ia laki-laki atau perempuan , atau anak laki-laki atau anak perempuan . Pemahaman kita tentang makna menjadi laki-laki atau perempuan akan berbeda dengan pemahaman tentang defenisi biologis laki-laki dan perempuan. Pemahaman tersebut dibentuk oleh nilai dan proses sosialisasi dari budaya kita, ketika ia menjadi bagian dari diri kita, maka biasanya pengaruhnya akan sangat kuat.

Anak laki-laki diharapkan oleh nilai-nilai budaya untuk lebih agresif, atletis, berkonsentrasi terutama pada karir, melaksanakan tugas yang mengarah pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, dan dalam sosiologi karakteristik dari laki-laki tersebut dinyatakan dengan instrumental role. Sedangkan perempuan diharapkan lebih perasa, lebih ekspresive dan lebih emosional, yang secara sosiologis disebut dengan expressive role.

Konsep Stratifikasi Sosial

April 21, 2017 Add Comment
Konsep stratifikasi sosial adalah suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Pembedaan tersebut dilihat secara vertikal atau berjenjang. Pembedaan secara vertikal di sini maksudnya adalah akan ada individu yang memiliki kedudukan lebih tinggi dan ada yang memiliki kedudukan lebih rendah. Pembedaan ini terjadi karena ada status berbeda yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat. Status ini diberikan oleh masyarakat berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Nilai yang dianggap tinggi oleh masyarakat akan tercermin dalam status yang tinggi dan sebaliknya nilai yang dianggap rendah akan tercermin dalam status yang rendah

Bagaimana status dapat dimiliki oleh setiap anggota masyarakat? Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada yang didapat begitu saja atau yang disebut dengan (ascribed status).

Setiap anggota masyarakat akan ditempatkan ke dalam kelas-kelas sosial atau strata berdasarkan kualitas yang dimiliki. Bila masyarakat menilai kualitas yang dimiliki oleh seorang anggota masyarakat rendah maka orang tersebut akan ditempatkan pada kelas yang rendah namun sebaliknya bila masyarakat menganggap kualitas yang dimilikinya tinggi maka masyarakat akan menempatkan orang itu pada kelas yang tinggi. Apakah hal ini berlaku sama dalam semua masyarakat ? Tentu tidak karena hal ini sangat terkait dengan nilai yang dianut oleh masyarakat.

Stratifikasi muncul dalam suatu masyarakat sangat terkait dengan nilai penghargaan terhadap sesuatu. Ketika dalam masyarakat ada sesuatu yang lebih dihargai dibandingkan yang lainnya maka saat itu pula akan muncul stratifikasi sosial.

Perpindahan anggota masyarakat dari satu strata ke strata lainnya dalam stratifikasi sosial kita kenal sebagai konsep mobilitas sosial. Terbagi atas mobilitas vertikal, merupakan pergerakan atau perpindahan status anggota masyarakat dari satu strata ke strata lainnya; dan mobilitas horisontal yang mengacu perpindahan individu di dalam satu lapisan strata.

Privilege, prestise dan power merupakan tiga dimensi yang dipergunakan oleh sebagian para sosiolog dalam menjelaskan stratifikasi sosial.

• Privilege berkaitan dengan kekayaaan atau ekonomi dari individu atau kelompok tertentu dalam suatu masyarakat. Faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur privilege ini diantaranya adalah pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan kepemilikan.

• Prestise berkaitan dengan nilai-nilai kehormatan yang diyakini oleh suatu masyarakat dalam memandang hal tertentu yang melekat pada individu atau sekelompok orang. Pengukuran dimensi prestise ini sangat berkaitan dengan budaya suatu masyarakat

• power berkaitan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh individu atau sekelompok orang. Berbicara mengenai kekuasaan tentu saja sangat berkaitan dengan kekuatan yang dapat mempengaruhi orang lain.